Lihat ke Halaman Asli

Syaiful Anwar

FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Hedonis = Konsumtif? Perspektif Ilmu Ekonomi

Diperbarui: 21 Maret 2024   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Dalam kehidupan modern, dua konsep yang seringkali menjadi pusat perhatian adalah hedonisme dan konsumtif. Keduanya menggambarkan pendekatan yang berbeda terhadap pengejaran kesenangan dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Dari perspektif ekonomi, kedua konsep ini dapat dianalisis dalam konteks perilaku konsumen, utilitas, dan dampaknya terhadap kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan. Dalam esai ini, kita akan mengeksplorasi perbedaan dan implikasi dari kedua pendekatan tersebut.

Hedonisme: Pencarian Kesenangan Sebagai Tujuan Utama

Hedonisme menggambarkan pandangan hidup di mana individu menempatkan pengejaran kesenangan dan kepuasan sebagai tujuan utama dalam hidup mereka. Dalam konteks ekonomi, pandangan ini tercermin dalam perilaku konsumen yang cenderung memilih barang dan jasa yang memberikan kesenangan atau kepuasan segera, tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.

Dari sudut pandang ekonomi, perilaku hedonis dapat dianalisis menggunakan konsep utilitas, di mana kepuasan atau kebahagiaan yang diperoleh dari konsumsi barang atau jasa dinilai. Namun, penting untuk diingat bahwa tingkat utilitas yang diperoleh dari suatu barang atau jasa tidak selalu sejalan dengan harga atau nilai moneter yang dikeluarkan. Terkadang, kesenangan segera dari konsumsi hedonis dapat menghasilkan utilitas yang lebih besar daripada nilai moneter yang dihabiskan.

Konsumtif: Akumulasi Barang dan Jasa Sebagai Penanda Status

Konsumtif, di sisi lain, menggambarkan kecenderungan untuk menghabiskan uang untuk membeli barang dan jasa sebagai sarana untuk meningkatkan status sosial atau merasa lebih baik tentang diri sendiri. Dalam konteks ekonomi, perilaku konsumtif tercermin dalam peningkatan permintaan atas barang-barang mewah, mode terbaru, atau pengalaman yang dianggap prestisius.

Dari perspektif ekonomi, perilaku konsumtif dapat dianalisis melalui konsep permintaan agregat, di mana peningkatan pengeluaran konsumen untuk barang-barang non-esensial dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, dampaknya terhadap kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan dapat dipertanyakan, terutama jika konsumsi yang berlebihan mengarah pada hutang yang tidak terkendali atau ketimpangan sosial yang lebih besar.

Perbandingan Antara Hedonis dan Konsumtif

Meskipun kedua pendekatan ini berfokus pada pengejaran kesenangan dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari, terdapat perbedaan yang signifikan antara hedonisme dan konsumtif dalam konteks ekonomi.

1. Fokus Utama:

  • Hedonisme menekankan pengejaran kesenangan dan kepuasan pribadi sebagai tujuan utama.
  • Konsumtif lebih berorientasi pada akumulasi barang dan jasa sebagai penanda status sosial atau keberhasilan pribadi.

2. Dampak Jangka Panjang:

  • Hedonisme cenderung fokus pada kepuasan segera tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.
  • Konsumtif dapat menghasilkan konsekuensi jangka panjang seperti hutang yang berlebihan atau ketidakpuasan yang timbul dari pengejaran materi.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline