Lihat ke Halaman Asli

Syahrul Chelsky

TERVERIFIKASI

Roman Poetican

Chelsea dan Istilah "Sudah Jatuh Tertimpa Tangga"

Diperbarui: 9 Juni 2019   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: talkSPORT

"Sudah jatuh, tertimpa tangga". Kalimat ini sedikit mengingatkan saya pada ujian demi ujian yang diderita klub raksasa asal Inggris, Chelsea FC. Sejak jeda musim dingin Premier League beberapa bulan lalu, Chelsea memang sering diterpa kabar-kabar miring serta rentetan hasil yang kurang memuaskan, hingga terpaan cedera pada pemain-pemain mereka. Kendati pada akhirnya mereka  memang masih mampu membuktikan kelayakan sebagai sebuah klub yang tidak boleh dipandang sebelah mata.

Namun sepertinya musim ini akan sedikit banyak berbeda. Sebab cobaan yang lebih berat datang. Mulai dari hengkangnya mega bintang mereka, Eden Hazard, isu kepindahan Maurizio Sarri, hingga embargo transfer pemain yang membuat mereka tidak bisa membeli pemain baru untuk periode musim panas ini sampai musim dingin nanti.

Hal ini tentu menarik perhatian beberapa pengamat dan bahkan penggemar layarkaca semacam orang-orang awam seperti saya untuk mengintip bagaimana nasib The Blues pada musim depan.

Kepergian Eden Hazard 

Di balik suka cita usai berhasil membawa pulang tropi Liga Europa, dan bahkan ketika sudah memastikan satu tempat istimewa pada salah satu pot Liga Champions, pada akhirnya Chelsea tetap harus merelakan Hazard untuk berganti warna dan seragam dari biru ke putih. Kabar kepindahannya menuju Real Madrid memang sudah lama terendus di seantero Eropa. Bahkan sejak dua musim lalu ketika Chelsea masih dibesut Antonio Conte. Namun pemain asal Belgia itu selalu meredam berita-berita tersebut untuk mengantisipasi gejolak hati penggemar Chelsea.

Meskipun begitu, jauh-jauh hari ia sudah pernah memberi isyarat terkait impiannya untuk bermain bersama Real Madrid di bawah komando Zinadine Zidane. Hanya saja Zidane sempat mengundurkan diri musim lalu hingga akhirnya isu kepindahannya sempat ditelan oleh hasil minus Si Putih bersama Julen Lopetegui. Namun musim ini ia kembali menahkodai Madrid, membuat kebekuan tekad Hazard yang sempat mencair kembali mengeras. Hingga membuat laga final Liga Europa di mana ia mencetak dwigol ke gawang Arsenal, diresmikannya untuk menggenapi 352 penampilan bersama Chelsea.

Sumber: VIVA

Ia tahu betul saat yang tepat untuk pergi, setelah menyerahkan piala, ketika suasana perayaan gelar juara masih tersisa. Tentu ia tidak ingin bernasib seperti rekan senegaranya, Thibaut Courtois yang sepertinya telah meninggalkan kesan terburuk sebagai hadiah perpisahan. Courtois yang disebut penggemar Chelsea sebagai gambaran dari hewan melata karena pergi menyisakan sebaris luka di hati yang menganga.

Eden Hazard pergi dengan hormat, ia tahu para penggemar Chelsea akan selalu mencintainya dan ia yakin mereka memahami impiannya. Memang, selepas John Terry, Frank Lampard, dan Didier Drogba pergi, sepertinya hanya Hazard yang mampu menarik simpati begitu banyak hingga membuat True Blues --sebutan untuk penggemar Chelsea-  menyisipkan julukan "Garden of Eden" pada stadion kebanggaan, Stamford Bridge.

Sejatinya Chelsea adalah satu kesatuan klub yang kokoh. Yang secara bahu membahu selalu berusaha untuk menutupi lini perlini. Sehabis Terry ada Cahill, setamat Lampard ada Kante, seusai Drogba ada Costa. Yang datang menggantikan yang pergi, atau yang ada menggantikan yang tiada. Meskipun terkadang membutuhkan jeda yang cukup lama. Begitulah siklus yang selalu berputar dalam dunia sepak bola. Chelsea pun sudah mewanti-wanti hengkangnya Hazard. Pertengahan musim lalu mereka sudah secara resmi mendapatkan Bocah Ajaib dari Amerika, Christian Pulisic yang selama beberapa musim kebelakang menjadi primadona penggemar Dortmund di Signal Iduna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline