Lihat ke Halaman Asli

Syahrul Chelsky

TERVERIFIKASI

Roman Poetican

Puisi | Di Balik Jendela

Diperbarui: 6 April 2019   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay


Di luar jendela kamarku, matahari terlalu menyala. Lupa pada apa dan siapa yang ingin beristirahat dari kerinduan di tengah-tengah  kota yang memadat dan mobil-mobil  seperti semut yang beriringan.

Siang memutar jarum jam dinding ke arah yang asing. Detik-detik seolah melambat bagi pintu yang menanti sebuah ketuk, atau ruang keluarga yang perlahan lupa arti kehangatan. Meski di ruang makan, aroma cherry parfummu masih tertinggal.

Aku mau kau pulang.

Rumah ini tak bisa mengisi kekosongannya sendiri. Juga tak mampu berpura-pura seakan  ia sedang diisi oleh siapa-siapa.

Aku bisa menunggumu sampai selama ini. Tapi kau tak kunjung kembali. Entah mungkin lupa bila rindu sanggup membunuh, atau malah sengaja enggan menoleh.

Semacam pengakuan paling jujur yang menyerah pada keras kepalamu.
Menjadi suara yang nyaris putus asa di hadapan sepasang telinga.

**

Pukul 13.19. Di balik jendela kamarmu, cuaca sedang panas. Aku sedang ingin menulis dan menjadi orang yang paling memerlukan aroma tubuhmu. Dan bahwasanya aku iri pada pintu, rak sepatu, kursi, dan lemari pakaian yang selalu sabar menunggumu kembali. Sementara kau masih di luar. 

Berpura-pura sibuk, dan tak lagi memikirkan kepulangan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline