Lihat ke Halaman Asli

Syahrani

Baiknya segera memulai. Berhenti berandai-andai.

Menambah Penghasilan = Menambah Capek?!

Diperbarui: 26 September 2022   06:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Udah tau khan kalau nambah penghasilan itu sama artinya dengan menambah rasa capek. Sudah capek ditambah capek. Saya rasa semua orang tau. Namun yang betul-betul paham hanya sedikit.

Anda karyawan bergaji bulanan 3 juta. Setiap hari membarterkan  8 jam waktu anda untuk bekerja dan mengabdi kepada kantor atau perusahaan dari jam 8.00 sampai jam 16.00.

Berhubung kebutuhan meningkat, harga-harga melonjak, Anda pun berniat menambah penghasilan.

Ketemulah Anda dengan teman lama yang kebetuan menawarkan solusi bagaimana caranya punya penghasilan diluar gaji, misalnya dengan berjualan. Teman anda ini menjelaskan dengan detail produknya, cara pakainya, cara jualannya hingga keuntungannya.

Nah sampai disini Anda sangat antusias menyimak, seakan-akan mendapat 'angin surga' bakalan dapat uang diluar gaji dengan cara-cara yang kelihatannya mudah dan menyenangkan.

Deal! Akhirnya Anda berproses, mencoba berbisnis.

Seminggu, dua minggu masih bersemangat menuruti apa yang disampaikan teman Anda. Anda pun mulai mempelajari produknya, mengkonsumsinya, ikut seminar offline, ikut zoom, latihan presentasi, dsb.

Beberapa bulan berlalu ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Anda kesulitan menjual produknya!

Penyebabnya bukan karena produknya yang jelek, bukan pula karena sistemnya yang jelek melainkan Anda-nya yang tidak bersungguh-sungguh mau menambah rasa capek. Capek belajar, capek menawarkan, capek ikut pembinaan.

Anda berdalih. Minggu kemaren kerjaan padat banget. Minggu kemaren fikiran Saya sedang kacau. Minggu kemaren masalah Saya banyak. Minggu kemaren banyak lembur, dst.

Punya masalah yang cukup pelik ataupun ringan, harus tetap menawarkan jualan. Toh hidup kita ini adalah perpindahan dari satu masalah ke masalah lain. Selesai masalah A, datang masalah B. Selesai Masalah B, masalah C sudah menunggu, begitu seterusnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline