Lihat ke Halaman Asli

syafruddin muhtamar

Esai dan Puisi

Menatap Wajah

Diperbarui: 10 Mei 2022   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

isstockphoto.com

MENATAP WAJAH

Persandingkan wajahmu dengan wajahnya. Wajah kita dengan wajah mereka. Wajah yang setiap pagi disapu lembut sutra cahaya mentari dengan wajah yang setiap petang dipoles warna gelap, dimana matahari bersembunyi, tanpa perduli padanya.

Lihat!

Wajahmu adalah genap cahaya. Wajahnya penuh gelap. Timur dan barat hanya sebutan tetapi cahaya matahari membedakan tanahnya seperti membedakan siang dan malam.

Lihat!

Tanahmu tergenang darah yang mengalir dari hidung yang berdarah, sebab terbentur besi kebodohan setelah sampah-sampah kegelapan dikirim sebagai pesanan orang-orang kalah dalam penjara.

Negerimu dirundung duka sebab hatimu senantiasa bimbang antara masa lalu dan angan masa depan, yang ditiupkan dari gua-gua kegelapan, melambung di depan matamu sebagai keindahan. Maka hiburlah diri dengan lukisan sejarah nenek moyang dengan darah tumpah berceceran itu.

Lihat!

Wajah hatimu.

Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline