Selalu ada nuansa liris dan relaksasi tiap awal perjalanan pendakian gunung Tandikat, di Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Awal perjalanan yang selalu berkesan. Berkelok-kelok mengikuti jalur irigasi ditingkahi suara gemericik air dan pemandangan hijau di segala sisi.
Pengalamanku, pendakian gunung berketinggian 2.438 mdpl, via jalur Jorong Gantiang, ini, paling mengesankan memang di awal perjalanan. Dari posko pendaftaran, seperti foto di atas, hingga ke pintu rimba. Jalannya berkelok-kelok mengikuti jalur irigasi.
Jalannya relatif datar. Melewati ladang sayur-mayur. Menyeberang sungai. Lewat hutan rimba berusia muda. Tetapi tetap selalu harus berada di jalur irigasi itu, tidak boleh menyimpang. Itulah rumus agar tidak tersesat menuju pintu rimba.
Bak sebuah tujuan hidup yang telah dicanangkan. Fokus mencapainya. Boleh saja menyimpang sedikit dari jalur, tapi bukan untuk membuat jalur baru, melainkan kembali ke jalur utama untuk menuju tujuan yang telah ditetapkan. Selalu begitu.
Udara yang bersih. Kicau burung sepanjang perjalanan. Gemericik air yang bening dan sejuk. Harum aroma dedaunan. Semua berpadu menjadi orkestrasi keindahan yang menenangkan.
Sebagaimana galibnya kehidupan. Ada pertemuan, ada perpisahan. Ada awal, ada akhir. Setelah hampir satu jam perjalanan dari posko pendaftaran, melewati jalur irigasi yang mengesankan, kini sampailah di sungai kecil berair jernih dengan kadar mineral alami yang menyegarkan. Inilah batas akhir etape satu. Selanjutnya masuk pintu rimba.
Pemanasan otot telah dilakukan sepanjang satu jam perjalanan. Kini saatnya memasuki etape kedua: dari pintu rimba menuju mata air 1 (R25). Setelah landai, kini saatnya menanjak.
Jika etape pertama diwarnai pemandangan terang ladang sayur-mayur, memasuki rimba suasana akan terasa berbeda. Hijau, sejuk dan lembab. Setiap udara yang terhisap ke paru-paru terasa sejuk khas rimba raya Sumatera.
Etape kedua ini berupa tanjakan yang mengikuti garis lurus ke arah puncak. Tegak lurus tanpa bertele-tele. Nyaris tak ada kelokan berarti. Jalan terus menanjak dan tak bisa bersantai karena banyak pacet sepanjang jalan. Pacet keluar dari balik semak-semak, dari bawah dedaunan di atas tanah, dan dan meloncat dari daun-daun.
Di antara semua gunung di Sumatera Barat, gunung Tandikat adalah salah satu favoritku. Favorit khusus untuk kategori treknya yang cantik dan kawahnya yang gagah.(*)
SUTOMO PAGUCI