Lihat ke Halaman Asli

Museum Tekstil, Upaya Memperkenalkan Budaya Bangsa

Diperbarui: 22 Mei 2017   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kain Grinsing Bali (dokpri)

Jakarta memiliki banyak museum yang terawat dengan baik, dengan koleksi yang lengkap dan ruangan yang bersih serta tidak pengap karena sudah menggunakan pengatur suhu ruangan dan berpendingin ruangan. Saya sempat mampir ke Museum Tekstil di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat. Beruntung museum ini buka pada hari Minggu sampai jam 15.00 WIB.

Museum Tekstil ini menempati bangunan bekas villa milik warga Perancis Justinus Vinck yang dibangun pada abad 19, dengan taman tertata cantik di bagian depan. Di samping pintu masuk Museum terdapat prasasti yang menceritakan sejarah Museum Tekstil dalam dua bahasa. Bangunan ini pernah dimiliki Abdul Aziz Almussawi Al Katiri konsulat Turki di Batavia, lalu pada 1942 dijual kepada Karel Christian Cruq, pada masa perjuangan kemerdekaan RI pernah menjadi markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR), pada 1947 beralih lagi kepada Lie Sion Pin yang menggunakan bangunan ini sebagai panti jompo. Pada 1952 dibeli oleh Departemen Sosial, yang akhirnya menghibahkan kepada Pemprov DKI Jakarta pada 25 Oktober 1975 untuk dimanfaatkan sebagai museum.

Museum Tekstil (Sumber: Billy)

Pada pintu masuk terdapat dua patung pria dan wanita berbusana Betawi sebagai ciri kota Jakarta, dan prasasti yang menerakan bahwa museum yang dibangun pada era Gubernur Ali Sadikin ini diresmikan oleh Tien Soeharto, isteri presiden RI ke dua pada 28 Juni 1976.

Pada ruang pamer Museum Tekstil terdapat pameran tematik yang selalu berubah tiap tiga bulan atau waktu tertentu. Saat saya berkunjung sedang berlangsung tema "Seni Visual". Pada periode 3 Februari-4 Maret 2017 lalu, pernah menampilkan tema "Peranan Peranakan pada Hias Batik Pesisir" guna menyambut Tahun Baru Imlek.

Mademosille (Dokpri)

Pameran yang sedang berlangsung menampilkan kombinasi tekstil dengan lukisan mawar yang diberi judul "Mademosille". Kombinasi lukisan Bali dengan kain Grinsing. Ada lagi kombinasi kain dengan ulekan yang diberi judul "Tradisi akankah hilang". Paduan lukisan pria dengan sekuntum bunga dan kain yang diberi jejuluk "Say it with flower" serta perpaduan kain, lukisan bunga sedap malam dan rempah-rempah.

Rempah dan Bunga Sedap Malam (Dokpri)

Galeri Batik

Selain ruang pamer Museum Tekstil, terdapat Galeri Batik disebelahnya. Dalam perjalanan dari ruang pamer ke Galeri Batik, terdapat prasasti Galeri Batik. Menempati rumah dengan arsitektur yang berbeda dengan ruang pamer Museum Tekstil, Galeri Batik memamerkan mulai dari bahan pewarna batik alami, cetakan batik cap, hingga jenis batik yang ada di seluruh nusantara. Batik Jawa Timur memajang batik Madura, Tuban dan lain-lain. Batik Jawa Tengah memamerkan batik Solo, Yogya, Lasem dan Pekalongan. Jawa Barat diwakili oleh batik Cirebon, Betawi dan Tangerang. Juga terdapat batik Sumatera, Kalimantan, Bali, Sulawesi hingga Papua. Pada Galeri Batik, ada seorang pemandu yang memberikan penjelasan pada pengunjung.

Galeri Batik (Dokpri)

Motif Batik Cap (sumber: Lisa)

Mendekati pintu keluar Galeri Batik terdapat tempat penjualan souvenir. Setelah selesai menikmati keindahan batik seluruh nusantara, pengunjung dapat beristirahat di gazebo, melakukan ibadah sholat di musholla atau mengikuti kursus membatik dengan biaya Rp.40.000,- saja. Untuk memasuki Museum Tekstil, Anda hanya dikenakan tiket masuk seharga Rp. 5 ribu Rupiah.

Museum Tekstil

Jl. Aipda KS Tubun No. 2-4, Petamburan, Jakarta Pusat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline