Lihat ke Halaman Asli

Siapa yang Lebih Pantas Disebut Soto Bogor?

Diperbarui: 13 Desember 2016   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Soto Bogor (Sumber: Arie Parikesit)

Bogor atau yang terkenal sebagai kota hujan, memiliki sajian kuliner untuk penghangat badan, yakni soto. Soto adalah kuliner khas nusantara yang selalu dihidangkan hangat, berkuah sangat segar disantap dengan atau tanpa nasi. Banyak ragamnya, berkuah bening atau santan, komposisinya tergantung masing-masing daerah, ada yang menggunakan daging ayam, sapi atau kambing. Ciri khasnya dengan menambahkan bawang goreng dan perasan jeruk nipis.

Sebagai salah satu kuliner khas Nusantara, soto banyak ragamnya di Indonesia. Dari ujung Barat Sumatera ada soto Medan dan soto Padang, di Kalimantan ada soto Banjar, di Jawa ada soto Betawi, soto Bogor, soto Bandung, sauto Tegal, soto taoco Pekalongan (tauto), sauto Sokaraja, soto Semarang, soto Kudus, soto Jepara, soto Lenthok Yogya, soto Lamongan, soto Kediri, soto Ambengan Surabaya dan soto Madura. Di Sulawesi diwakili oleh coto Makassar.

Soto Bogor

Bila Anda sedang bertandang ke kota Bogor, Anda akan menemukan dua jenis soto di kota ini. Inilah keunikan kota Bogor, dan ke dua jenis soto ini sama-sama mengklaim sebagai Soto Bogor.

Yang pertama dikenal dengan nama Soto Kuning, berupa potongan daging / babat / paru / limpa / kikil / otak dari daging sapi, yang dibumbui garam, lada, cuka, dan kecap manis serta ditambahkan bawang goreng dan seledri, lalu disiram dengan kuah kuning yang berasal dari kunyit.

Pak Salam beraksi (dok pri)

Soto Kuning Pak Salam (dok pri)

Soto Kuning dapat dengan mudah ditemukan di Jalan Surya Kencana dari pagi hari hingga sore hari. Namun yang paling fenomenal adalah Soto Kuning Pak Salam, yang membuka gerainya di depan gedung Bank Mandiri, buka tiap jam 16.30 WIB tetapi pelanggannya sudah antre sejak jam 15.00 sehingga jam 17.30 kadang sudah habis dipesan, tinggal pak Salam dan crewnya yang masih menyiapkan hidangan yang sudah merupakan pesanan semua.

Gerai Soto Kuning Pak Salam tempatnya terbatas, hanya sekitar 8-10 kursi di dalam gerai, ditambah meja di luar gerai dengan 4-6 kursi. Untungnya bila rumah makan disebelahnya buka, Anda bisa numpang makan, hanya harus membeli minuman di rumah makan itu, kalau sedang tutup, ya silakan bersantap sambil berdiri, di dalam mobil pribadi atau di bawa pulang.

Yang ke dua dikenal dengan sebutan Soto Mie Bogor. Memiliki dua pilihan, berkuah santan atau bening. Berisi potongan daging sapi / kikil / urat / usus / paru / babat / risol dihidangkan dengan atau tanpa mie, ditambah potongan tomat, kentang dan seledri serta ditaburi bawang goreng.

Soto Mie Mang Ohim (Sumber: Arie Parikesit)

Salah satu Soto Mie Bogor yang legendaris adalah Mang Ohim di Taman Cimanggu. Tempatnya cukup luas dengan beberapa meja dan kursi plastik, pada akhir pekan biasanya semua meja penuh, meski bukan pada jam-jam makan siang.

Bagi Anda yang menyantap makanan non halal, di Jalan Surya Kencana, Anda dapat menikmati Soto Mie Bogor Agih yang menggunakan iga dan usus babi. Tetapi bagi Anda yang tidak menyantap makanan non halal, jangan kawatir untuk salah masuk, karena di depan gerai sudah ada peringatan yang cukup jelas.

Nah, siapa yang bakalan pantas menyandang predikat sebagai Soto Bogor? Terserah Anda dan warga Bogor yang menilainya. Bagi saya keduanya sama-sama menarik dan layak memperkaya khasanah soto di Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline