Lihat ke Halaman Asli

Sutan Pangeran

Bersahabat

BEM: Quo Vadis?

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12904983782140225005

[caption id="attachment_76500" align="alignnone" width="275" caption="Setelah Demo, terbitlah Pertemuan Pertemuan BEM se-Nusantara,google.com"][/caption] Antrian mahasiswa nusantara di gedung Auditorium milik Universitas Cenderawasih di Abepura, Jayapura, Papua, Senin (22/11) untuk masuk ke ruang pertemuan terlihat sangat panjang denganpemerikaan super ketat yang dilakukan pasukan pengamanan presiden (Paspampres) terhadap pejabat, mahasiswa, dan masyarakat yang menghadiri acara tersebut. Sementara itu, sambil menunggu kehadiran Presiden SBY di acara tersebut, lagu ciptaan Presiden SBY, Ku Yakin Sampai di Sana, dinyanyikan kelompok paduan suara yang memeriahkan acara itu. Apakah yang dihasilkan dalam pertemuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-nusantara di gedung Auditorium milik Universitas Cenderawasih di Abepura, Jayapura, Papua. Apa saja yang diterima oleh para mahasiswa di luar dari apa apa yang mereka akan hasilkan selama pertemuan 3 hari di tempat yang sangat jauh dari Jakarta dan daerah lain? Pertama, , dibuka secara langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kedua, Lagu ciptaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggema di Aula Universitas Cendrawasih (Uncen), Jayapura, Papua, Senin (22/11/2010). Lagu Ku Yakin Sampai di Sana dinyanyikan kelompok paduan suara dalam acara Temu BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) se-Nusantara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri acara Temu BEM se-Nusantara pukul 10.00 WIT dengan tema normatif  "Mewujudkan Komitmen dan Konsisten Mahasiswa se-Nusantara demi terciptanya masyarakat yang adil dan makmur dalam bingkai NKRI."

Ketiga, Menteri Perhubungan Fredy Numberi memberi kuliah dan ceramah ilmiah.

Keempat, pembagian buku Fredy yang berjudul "Kepemimpinan Sepanjang Zaman" secara gratis kepada seluruh peserta yang hadir. Kelima. Dan lain-lain Temu BEM Nusantara yang diikuti berbagai perwakilan mahasiswa dari sebagian besar perguruan tinggi di seluruh Indonesia itu bertema "Mewujudkan Komitmen dan Konsisten Mahasiswa se-Nusantara demi terciptanya masyarakat yang adil dan makmur dalam bingkai NKRI." Bagaimana sebenarnya keberadaan BEM? Keberadaan BEM janganlah menjadi momok bagi pergerakan kritis dalam menyikapi kinerja pemerintah. Apa maksud adanya badan eksekutif, dan mengapa tidak ada yang badan legislatif dan yudikatif-nya sekaligus bila ingin menjadi "kekuatan bayangan" bila benar-benar bertujuan ingin mengritisi pemerintah? Selama ini SP lebih terkesan dengan gerakan kritis non-BEM yang berlangsung antar kampus sebagaimana kelahiran Forkot, Famred, Forbes dan lainnya. Gerakan non-BEM ini terkesan lebih merakyat karena gerakannya mendekat dengan masyarakat sekitar. Sedangkan yang "diformalkan" dengan membawa nama kampus justru dicurigai hanya menjadi.... (Terjemahkanlah sendiri, karena sosok Rama Pratama merupakan salah satu contoh "keberhasilan" dari gerakan mahasiswa yang diakomodasi oleh kepentingan partai demi keberlangsung jalannya kekuasaan). Gerakan mahasiswa dianggap sebagai gerakan moral. Namun, begitu gerakan mahasiswa tidak lagi terdengar suaranya dalam mengritisi penyiksaan TKI di LN; keberlangsungan IPO Krakatau Steel; Pembagian Laba PT.Freeport dan lainnya : Mau dibawa kemana negeri ini? Semua dilestarikan...Termasuk rasa takut menjadi bangsa mandiri.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline