Lihat ke Halaman Asli

HG Sutan Adil

Pemerhati dan Peneliti Sejarah dari Sutanadil Institute

Bukit Seguntang Ulu Melayu dan Naskah Sulalatus Salatin

Diperbarui: 9 Februari 2024   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukit Seguntang di Kota Palembang// Dok. Sutanadil Institute

BUKIT SEGUNTANG ULU MELAYU DAN NASKAH SULALATUS SALATIN
Oleh : HG Sutan Adil

Sengaja penulis buat judul artikel ini dengan judul Bukit Seguntang Ulu Melayu, sebagaimana judul sebuah lagu khas Palembang berirama Melayu yang diciptakan oleh Bp. Fir Azwar, seorang Guru dan juga sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Palembang, yang memang masih banyak masyarakat di Palembang maupun tigkat nasional, yang belum memahami sejarah Bukit Seguntang ini.

Sejarah Bukit Seguntang lebih banyak dipahami dan diketahui oleh masyarakat di Negeri Jiran atau tentangga kita, seperti Malaysia dan Singapura.

Di sana sejarah Melayu memang sudah banyak dipelajari dan menjadi pelajaran sejarah wajib di sekolah-sekolah melaui naskah-naskah melayu yang didasari dari naskah sejarah Melayu atau Naskah Sulalatus Salatin.

Naskah-naskah ini dianggap penting karena menggambarkan Budaya, kerajaan, silsilah raja, dan sejarah Kerajaan Melayu di negara-negara Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Malaysia, Singapore, dan Brunei Darussalam, yang kental dengan budaya Melayunya dan boleh dikatakan menyerupai konsep sejarah yang benar (Veritable History), yang mencatat sejarah kerajaaan melayu sebelumnya.

Contoh Naskah Sulalatus Salatin // Dok. Sutanadil Institute

Kitab Sulalatus Salatin atau Sejarah Malayu adalah harta karun Cagar Budaya Sejarah tentang sejarah Melayu di abad pertengahan.

Ini adalah silsilah raja-raja Melayu yang ditulis mulai abad 13 yang cakupannya berkisar dari invasi Raja Iskankar Zulkarnaen ke India (327 SM), pendirian Singapura (1299 M), kelahiran kesultanan Malaka (1400 M) hingga kejatuhannya ke tangan Portugis pada tahun 1511 M.

Naskah asli Sejarah Melayu dibuat terpisah-pisah dalam beberapa manuskrip, beberapa fragmen, beberapa salinan, bahkan salinan atas salinan.

Umumnya naskah-naskah melayu ini tercatat dengan baik sejak tahun 1612 M, dimana Yang di-Pertuan Di Hilir Raja Abdullah dari Johor, menugaskan untuk melakukan kompilasi yang sekarang dikenal dengan judul Sulalatus Salatin (Silsilah Para Raja) dan ditulis oleh “Tun Seri Lanang”, atau karya sastra tersebut lebih dikenal dengan judul “Sejarah Melayu”.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline