Lihat ke Halaman Asli

Susan Budhi Utomo

Being a blogger is the way to heaven ^_^

Mencicipi Kuliner Mancanegara di Tempat Asalnya

Diperbarui: 21 November 2022   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koki memasak wagyu steik, Kobe-Japan (Dokpri)

Pengalaman yang menarik saat traveling ke mancanegara, kita bisa melihat keragaman budaya yang salah satunya mencicipi kuliner khas negara yang kita kunjungi walau mungkin kita bisa menikmatinya di Indonesia tapi tentu akan mendapat kesan yang berbeda bila kita menyantap langsung di tempat asalnya apalagi di negara empat musim yang mempunyai makanan khusus yang berbeda setiap musim atau negara yang secara geografis sangat jauh dari Indonesia.

Setelah pergi ke beberapa negara di Asia dan Eropa, saya mempunyai empat kuliner favorite yang tidak dapat saya lupakan  karena tentu kelezatan rasanya, bahan dasar dan cara penyajian yang unik serta suasana tempatnya. Masing masing makanan mempunyai sejarah panjang sampai menjadi kuliner yang menjadi bagian budaya dan jati diri masyarakat di sana.

Yang pertama adalah steik sapi di kota Kobe, Jepang. Sapi Jepang terkenal sebagai salah satu sapi yang berkualitas di dunia dan yang paling mahal dikenal dengan nama wagyu karena keotentikannya, pemerintah Jepang sendiri yang mengatur pengembiakan daging wagyu agar ras sapi terjaga secara genetika. Nah..untuk menikmati wagyu yang menggoyang lidah, anda harus datang ke kota Kobe walau di kota lain seperti Tokyo banyak bertebaran restaurant steik sapi wagyu yang mengklaim asal Kobe tapi rasanya belum afdol kalau ke Jepang tapi tidak makan steik sapi di Kobe. Selain rasa dagingnya memang lezat, penyajiannya pun menarik karena dimasak oleh koki berpengalaman langsung di hadapan kita bila memilih duduk di meja bar.

Kemudian yang kedua Salmon panggang di Moscow, Rusia. Seperti yang kita tahu, ikan Salmon kaya dengan  vitamin omega 3 dan B12 tapi keistimewaan salmon disana berasal langsung dari alam  yang hidup di laut dingin berbeda dengan Salmon di Asia yang biasanya hasil pembiayakan sehingga kuliner yang berasal dari salmon cukup murah harganya disana. Saya membayar sekitar seratus dua puluh lima ribu rupiah, tentu membayarnya dalam rubel untuk satu porsi salmon panggang ditambah salad sayuran dan kebab tanpa isi yang rasanya seperti roti garlic dengan ukuran besar dan bonus segelas teh hitam hangat. Saya menemukannya di pasar Ismailovsky di Moscow saat mencari oleh oleh, pasar ini terkenal sebagai tempat menjual fashion barang bekas juga tempat untuk berburu souvenir murah. Pedagang kuliner disana didominasi orang Mongol dari Asia Tengah yang  merupakan suku minoritas di Rusia, mereka menawarkan makanannya dalam gerobak dan para pengunjung disediakan kedai untuk makan yang nyaman tepat di depan jejeran gerobak mereka.

Selanjutanya yang ketiga, ikan herring panggang di Volendam, Belanda. Kota Volendam merupakan kota nelayan cantik yang jaraknya hanya 15 menit dengan mobil atau bis dari Amsterdam, di dekat pelabuhannya dapat kita jumpai banyak toko oleh-oleh khas Belanda seperti keju dan biskuit, kalau anda sering melihat foto kenalan anda mengenakan pakaian tradisional Belanda, nah biasanya mereka berfoto di salah satu studio disini. Sama seperti salmon Rusia, ikan hering disana juga berasal dari alam yang hidup di lautan Altantik sehingga rasanya berbeda dengan ikan herring Asia yang biasanya kita temukan di peraian China yang dekat dengan negara Korea dan Jepang. Kuliner ini disajikan dalam satu porsi yang isinya ikan herring panggang, salad sayuran dan kentang goreng yang paling pas disantap saat ikannya masih hangat baru keluar dari oven. Sudah jauh jauh ke Belanda yang jaraknya kurang lebih 15 jam naik pesawat dari Jakarta, jangan sampai tidak datang ke Volendam untuk mencicipi ikan herring panggang yang rasanya wow.

Yang terakhir sup ayam ginseng di Seoul, Korea Selatan atau Syamgyetang dalam Bahasa Korea. Saya sangat terobsesi dengan kuliner ini  dan selalu membayangkan bisa mencicipi sup ini  saat musim dingin di salah satu pojok kota Seoul..hhmmm…, konon semua permohonan kita akan terkabul bila berharap pada saat salju pertama turun di awal musim dingin…itu saya lihat di salah satu episode drakor tapi lupa judulnya hehehe, sehingga saat mempunyai kesempatan mengunjungi Korea, tentu tidak disia-siakan untuk mencobanya. Sesuai nama kulinernya, masakan ini terdiri dari satu ayam lokal utuh yang usianya masih muda direbus dengan ginseng pilihan dan rempah rempah segar sehingga sup mempunyai aroma yang kuat, cocok sekali disantap saat musim dingin di Seoul yang suhunya bisa minus (-) 7 pada malam hari untuk menghangatkan tubuh dan memulihkan energi.

Bila disuruh memilih, kira-kira makanan darimana yang paling sesuai dengan selera anda, wagyu steik-Kobe, ikan salmon panggang-Moscow, ikan herring panggang-Volendam atau sup ayam ginseng-Seoul ???

Wagyu steik, Kobe-Japan (Dokpri)

Pedagang makanan di Pasar Ismailovsky, Moscow-Rusia (Dokpri)

Salmon panggang, Moscow-Rusia (Dokpri)

Sup ayam ginseng, Seoul-Korea (Dokpri)

Pasar malam Myeongdong, Seoul-Korea (Dokpri)

Ikan herring laut Atlantik (wikiwand)

Volendam, Netherland (Dokpri)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline