Lihat ke Halaman Asli

Anton Surya

Pengelana

Dimas dan Arini (5)

Diperbarui: 28 September 2018   10:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepanjang jalan perjalanan menuju Purwokerto, Arini tidak bisa menghilangkan kegalaunya. Dia lebih banyak terdiam. Dia mengenang masa-masa indah bersama Dimas.

Sesampai di stasiun, Arini di jemputnya ibu dan bapaknya. "mangapa toh nduk wajah tidak tersenyum lihat ibu, sakit ya ?" tanya ibu arini. Arini hanya mencoba tersenyum tanpa mencoba menjawab.

Setelah tiba di rumah dia masuk kamar, tetapi kemudian ibunya menysusul kedalam kamar. "mengapa kamu rini? Sejak dari stasiun wajahmu tidak ceria seperti biasa, sakitkah ?

"tidak, bu" Arini menjawab.

"lantas mengapa?"

"Ibu dan Bapak ini tidak adil terhadap saya, mengapa saya sudah dijodohkan dengan orang yang tidak saya kenal?"

"Kamu tidak tahu Arini, sejak umur 3 bulan, kamu selalu sakit-sakitan. Kami sudah berusaha melakukan pengobatan buat kamu dari dokter terbaik hingga orang pintar sudah kami datangi... kamu tidak tahu bapak dan ibu sudah lelah dan habis banyak biaya untuk menyembuhkan kamu, hingga akhirnya kami bertemu seseorang yang tidak kami kenal di sebuah toko, dia mengatakan kepada kami, kamu harus dijodohkan jika ingin sembuh."

Sejenak ibunya menarik napas "Ibu dan Bapak juga sebenarnya tidak ingin menjodohkan kamu, tetapi kami mencoba menuruti nasehat orang tua itu, dengan harapan kamu sembuh. akhir setelah berbicara dengan eyang,  Paklik Dibyo dan Pakde Karsan, kami menjodohkan kamu dengan Aryanto yang saat itu berumur satu tahun lebih."

"Tapi ibu tidak memahami perasaan saya saat ini."

"Arini, ibu dan bapak juga tidak sembarangan memilihkan jodoh kamu. Kami sudah melihat bobot, bibit dan bebet Aryanto. Dia itu dari keluarga baik dan terhormat. Orang tuanya pengusaha dari Solo. Kami yakin kamu akan bahagia bersama aryanto"

"Ibu kejam saya ini sudah punya pacar, Dia teman kuliah saya!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline