Lihat ke Halaman Asli

Wanita yang Melepas Hijab

Diperbarui: 7 Desember 2018   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(behance.net)

Namanya Anjani, kembang desa yang selalu menjadi cerita, baik itu karena kecantikannya, latar belakangnya, hingga kisah cintanya. Sejak kecil, ia tidak pernah tahu siapa ayah dan ibunya, toh ia hanya mengenal Umi, perempuan tua yang jarang bergaul dan terkenal tertutup di desa.

Gosip di desa bercerita bahwa Anjani adalah anak haram dari anak si Umi yang main gila dengan seorang pria yang kemudian mencampakkannya, hal yang akhirnya membuat si Umi menutup diri dari warga sekitar karena tidak tahan dengan gunjingan di desa.

Anjani mencintai agamanya. Sejak kecil ia selalu di didik oleh Umi untuk menjadi wanita yang soleha, yang tidak tercemari oleh perilaku dan selalu taat dengan agamanya. Anjani menurut, ia tidak pernah lupa sholat 5 waktu, membaca Al Quran, hingga tumbuh menjadi gadis yang cantik dan menjadi idaman semua pria desa.

Banyak pemuda desa yang berusaha mendekatinya, bersikap baik padanya, hingga kemudian menyatakan perasaan dan cintanya kepada Anjani.

Anjani bukannya mati rasa, hanya saja menurutnya para pemuda desa yang mengejarnya belum bisa menjadi imam yang baik baginya. Kebanyakan dari mereka selalu menjanjikan kebahagian. Bekerja siang malam untuk memenuhi semua keinginan Anjani, rumah, ladang untuk bercocok tanam, hingga mobil untuk jalan jalan.

Padahal, Anjani hanya ingin Tuhan...

Anjani akhirnya menikah. Bukan, bukan dengan pemuda yang menjanjikannya kerja keras dan hidup berkecukupan. Ia menikah dengan seorang yang biasa di sebut tuan tanah di desanya. Duda kaya yang di tinggal mati istrinya, satu satunya laki-laki yang mendekatinya dengan mengajarkannya banyak hal tentang agama, bukan dengan janji surga berupa kekayaan yang berkelimpahan.

Anjani hanya ingin Tuhan...

Sejak menikah dengan tuan tanah, Anjani memutuskan untuk mengenakan hijab, satu hal yang telah lama di inginkannya, namun enggan di lakukannya. Dulu, ia sering bertanya pada dirinya sendiri, apa ia sudah pantas mengenakannya, ia takut jika saja sedikit perilakunya yang mungkin buruk dimata orang lain bisa mencoreng agama yang sangat di cintainya, toh hijab yang dikenakannya pasti akan langsung merepresentasikan agamanya.

"Munafik.. "

"Matre.."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline