Kurikulum merdeka sudah di uji coba pada sekolah sekolah penggerak di Seluruh Indonesia. Tahun pelajaran 2022-2023 merupakan tahun kedua uji coba. Dengan kelebihan dan kekurangan nya tetap berjalan.
Banyak pro dan kontra di masyarakat dengan dilaksanakan Kurikulum merdeka. Dari para pakar pendidikan, pegiat pendidikan, para anggota dewan, masyarakat kalangan atas sampai kalangan bawah semua berpendapat.
Baik pendapat yang mendukung ataupun pendapat yang kontra semua bersliweran di media sosial tanpa ada filter sedikit pun. Saya sebagai guru juga ingin mencoba berpartisipasi dalam hal pendapat, meski saya juga masih awam dengan Kurikulum merdeka.
Pemerintah melalui kementerian pendidikan riset dan teknologi menggelontorkan dana yang tidak sedikit. Jika kita bandingkan antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum merdeka sebenarnya tidak berbeda jauh. Istilah istilah pada Kurikulum merdeka juga hanya menggantikan yang sudah ada. Jujur pelaksanaan Kurikulum 2013 belum seratus persen mengetahui kini sudah muncul Kurikulum merdeka.
Sebenarnya saya tidak anti dengan perubahan. Hanya saja berubahan yang ada setengah dipaksakan. Jadi supaya Kurikulum merdeka bisa berjalan sesuai harapan, bukan alatnya yang diperbaiki. Justru guru lah yang sebaiknya diberi pelatihan yang maksimal. Dan pada saat pelatihan untuk guru guru jangan dibatasi usia.
Contoh guru yang purnabakti tidak kurang dari 10 tahun bisa mendaftar ikut pelatihan dan diklat guru penggerak. Bagaimana dengan guru yang kurang dari 10 tahun purnabakti? Mereka sedikit kecewa meski pemerintah juga membuka banyak pintu agar guru bisa berlatih secara mandiri. Sampai kapan?