Lihat ke Halaman Asli

Suprihadi SPd

Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Gula-gula yang Tidak Manis

Diperbarui: 27 September 2022   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Gula-Gula yang Tidak Manis

Kata "gula" tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Hampir bisa dipastikan setiap hari kita bersentuhan dengan gula, baik lewat minuman, makanan, atau yang lain. Gula adalah bahan pemanis yang biasanya berbentuk kristal (butir-butir kecil) yang dibuat dari air tebu, aren (enau), atau nyiur. Orang lebih suka menyebut gula pasir untuk definisi seperti itu.

Kata "dasar" gula hanya dapat diberi imbuhan (afiks) yang sangat terbatas, yaitu:

ber- + gula = bergula (mengandung gula; ada gulanya)

meN- + gula = menggula (makna kiasan: memberi pujian supaya dinaikkan pangkat, dan sebagainya)

per-an + gula = pergulaan (segala sesuatu yang berhubungan dengan gula; perihal gula)

meN-i + gula = menggulai (memberi gula; membubuhi gula)

meN- + gulai = menggulai (memasak gulai; membuat gulai)

Baca Juga: Habis Manis Sepah Dibuang, Cuci Tangan! 

Kita harus waspada dengan kata dasar "gulai". Ketika diberi imbuhan meN- akan terbentuk kata menggulai, sama dengan kata "gula" diberi imbuhan meN-i, akan terbentuk kata menggulai juga. Untuk membedakan makna, tentu harus dilihat konteks kalimatnya. 

Kata dasar "gula" yang diulang (reduplikasi) akan membentuk kata "gula-gula". Ada dua makna kata "gula-gula". Makna denotasi (makna sesuai arti harfiah) "gula-gula" adalah penganan dibuat dari gula=permen=kembang gula=bonbon.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline