Lihat ke Halaman Asli

Supli Rahim

Pemerhati humaniora dan lingkungan

Suami, Mulai dari Makanan Khas Ambon Hingga ke Pemimpin

Diperbarui: 20 September 2020   01:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bismillah,

Belakangan banyak suami membunuh istri atau istei membunuh suami. Tetapi beda dengan masyarakat desa Waai kecamatan Salahutu Maluku tengah pada Sabtu (8.9.2020) mereka menjual suami sepanjang 200 meter. Tapi tunggu dulu itu bukan suami pasangan istridalam bahasa Indonesia tapi itu nama kuliner asal ubi kayu parut.

Apa itu suami?

Suami adalah panganan khas di Maluku berbentuk kerucut. Kudapan ini memang punya nama yang unik. Terbuat dari kasbi atau singkong, kelapa dan ada penambahan gula merah (pilihan). Makanan ini tinggi karbohidrat.

Di Negeri Waai warganya tidak membuat satu atau dua suami. Melainkan ratusan suami yang kemudian ditempatkan berjajar di atas meja bersama lauk pauk pelengkap khas lainnya. Ini merupakan bagian dari festival kuliner suami yang diadakan oleh para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nusantara 3T di Negeri Waai Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon.

terasmaluku.com

Penulis pernah heran

Penulis pernah mendapat tugas mengikuti kursus "management of coastal zone" yang dilakukan oleh Kwmenterian dalam Negeri RI pada tahun 1994 di Desa Hila Ambon Maluku. Kegiatan itu berlangsung 14 hari. Penulis menyempatkan diri untuk "masuk" ke desa Hila tersebut dan mendapat ibu-ibu teriak di sepanjanh jalan dan di sepanjang pagi.

Saya menghentikan si ibu. Ibu, saya bilang, jual apa. Suami dia bilang. Boleh lihat. Lantas dia meletakkan talam yang dia  panggul di kepalanya yang dia letakkan di tanggannya. Nah ini pak, katanya.

Saya lihat-lihat dengan seksama, lalu meminta untuk dibuggkus sejumlah suami ibu itu. Wah saya bilang kasihan benar nasib suami di sini. Kenapa paka,katanya mwnimpali saya. Saya bilang, si tempat saya, suami gak dijual bu. Maksud bapak tidak ada kue seperti ini? Mungkin ada, saya bilang. Apa namanya, pak? Mungkin di jawa dan di sumatera namanya getuk atau kue ubi, saya bilang. Terima kasih pak katanya, seraya pamitan. Sayapun berlalu.

Saya bergumam dalam hati. "Enak juga makan suami di Hila Ambon ini".

Kembali ke festival kuliner suami di desa Waai. Sejak pagi para ibu juga anggota keluarga lain sudah sibuk menyiapkan suami untuk festival tersebut. Acara tersebut melibatkan  3 dusun di Desa Waai. Yakni Dusun Ujung Batu, Batu Dua dan Batu Naga. Tiap keluarga rerata membuat lima buah suami. Jika ditotal suami yang pagi tadi disediakan ada lebih dari 200 buah. Jadi terbayang berapa banyak dan panjangnya jajaran suami itu (Terasmaluku.com).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline