Lihat ke Halaman Asli

Supli Rahim

Pemerhati humaniora dan lingkungan

Sisi yang Terlupakan Saat Kuliah Online

Diperbarui: 26 Maret 2020   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bismillah,

Pembaca yang saya hormati dan saya banggakan. Mari kita selalu bersyukur kepada Allah apapun keadaan kondisi kehidupan kita-sehat atau sakit, kaya atau miskin, di kota atau di desa, dengan mengucapkan "alhamdulillah.". Mari selalu berselawat  kepada nabi "Allahumma shaliala muhammad" agar hidup kita selalu damai dan pada hari memperoleh syafaat nabi. Sehingga Allah memasukkan kita ke surgaNya. 

Sejak belum ada musibah berupa berjangkitnya penyakit yang disebabkan covid 19, saya terbiasa melakukan kuliah online pada semua pelajaran yang saya ampu di MKM STIK Bina Husada Palembang Sumatera Selatan. Perlakuan.yang sama saya lakukan untuk mahasiswa saya sewaktu di UPSI Tanjung Malim.Perak Malaysia, UNSRI Palembang, Universitas Palembang dan STIM Amkop yang kini menjadi Universitas Sumatera Selatan.

Tulisan ini memaparkan sisi yang tidak tampak dalam penyelenggaraan kuliah online. 

Kuliah online melibatkan keluarga

Ketika mengenalkan penggunaan aplikasi teleconference, saya sebenarnya sedang mengajarkan kepada mereka kerjasama, cinta dan teknologi dalam satu paket. Dapat saya saksikan, rasakan bahwa sewaktu kuliah dijalankan ada anak, suami, istri, keponakan membantu mahasiswa saya menjalankan kuliah daring itu.

"Tunggu ya nak, mama ke wc dulu". Itu ada suara dari mahasiswa saya kepada anaknya saya yakini. Pada kesempatan lain mereka sedang ramai mecari tombol mana yang akan ditekan ketika saya sebagai host meminta ybs untuk berbicara sebagai presenter. Ada yang left pada hal sedang dipanggil. Ada yang bisa. Ada yang mengalami kesulitan.

Dokpri

Suatu hari di pagi hari kita melakukan teleconference. Jumlah peserta yang join mencapai angka 20 orang tetapi jumlah itu selalu dinamis karena ada yang join ada yang left. Ketika saya tanya mengapa begitu, sebagian mereka mengatakan bahwa sinyal yang timbul tenggelam merupakan penyebab berganti gantinya mahasiswa yang join dan left.

Malam harinya jumlah mahasiswa yang ikut relatif lebih sedikit yakni bertahan di angka 10 peserta. Salah satu penyebabnya adalah sinyal yang timbul tenggelam dan kesibukan mahasiswa di luar rumah atau di dalam rumah karena terlibat dalam tim penanggulangan virus corona di kantor mereka. Maklumlah mahasiswa saya kebanyakan adalah para dokter dan paramedis yang tersebar di sebagian dari 17 kabupaten dan kota sumatera Selatan. 

Dokpri

Digilir jadi presenter

Kuliah dengan aplikasi teleconference ini memamg punya keunggulan yang banyak..Di samping kita bisa menyampaikan materi kuliah juga kita bisa melakukan "Q & A session". Tetapi kebanyakan mahasiswa peserta saya gilir menjadi presenter. Saya minta mereka melakukan tegur sapa kepada para peserta dari seluruh daerah juga memberikan respons atau tanggapan terhadap kuliah yang barusan diberikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline