Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Suporter Sepak Bola Indonesia Wajib Mendapatkan Edukasi

Diperbarui: 26 September 2018   12:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

simomot.com

Satu nyawa meregang. Beberapa lainnya di tangkap polisi. Itulah drama pilu yang mengiringi laga Liga 1 Persib versus Persija, sekaligus menjadi barometer betapa gentingnya penanganan  persuporteran sepakbila Indonesia yang segera wajib ditangani. 

Namun, sadarkah kita bahwa baik yang meregang nyawa dan yang membuat nyawa melayang adalah sama-sama korban? 

Kini, setelah kejadian lagi, Menpora angkat bicara, Gubernur angkat bicara, semua netizen Indonesia berkicau, dan PSSI terkesan diam saja.

Saudara-saudara sekalian, saat dunia kini memasuki Revolusi Industri 4.0, hadirnya media sosial (medsos) yang seharusmya menjadikan sektor komunikasi menjadi lebih berdaya guna, justru sebaluknya sering menghadirkan bencana. 

Pasalnya, medsos kini dapat dijangkau siapa saja. Pengguna medsospun tidak perlu memiliki Surat Izin Menggunakan Medsos (SIMM) seperti layaknya penggun kendaraan bermotor atau seperti pelamar kerja yang wajib memiliki Ijazah sekolah formal sebagai syarat kecakapannya.

Tak terkecuali, sewajibnya PSSI pun tidak membiarkan suporter sepak bola nasional mengalir berjalan sendiri tanpa ada didikan. Pemikiran saya, andai setiap suporter memiliki Surat Izin Suporter (SIS), pun tak menggaransi para suporter akan berbudi pekerti luhur.

Para murid dan mahasiswa baik yang masih mengejar  ijazah sekolah formal maupun yangvtelah mengantongi ijazah tak menjamin mereka akan berperilaku berbudi pekerti luhur. Masih ada tawuran yang mengerikan, mahasiswa juga masih suka bikin keributan. Lalu, di kantordan instansi banyak karyawan dan pejabat yang bikin onar hingga menjadi koruptor.

Sementara para pengendara kendaraan bermotor, meski telah memiliki SIM, juga tetap banyak yamg melakukan pelanggaran.

Untuk urusan suporter sepak bola Indonesia, perilaku mereka kini terjun bebas seperti pengguna medsos. Tak ada aturan dan semau sendiri.

Saat, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) usai direhab, sikap suporter yang tidak etis dengan menginjak bangku single seat dan merusak fasilitas staduin yang lain, saya sudah bekerja sama dengan Pusat Pengelola Komplek  (PPKSUGBK) tentang wajib lahirnya program edukasi suporter sepak bola Indonesia.

Di dalam panduan yang saya buat, secara detil tersusun menyoal program pendidika bagaimana  menjadi suporter sepak bola yang benar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline