Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Baru untuk Guru, Desain Inspirasi Pembelajaran dari Puskurbuk!

Diperbarui: 4 Maret 2018   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Balitbang Kemendikbud memiliki tugas dan fungsi kelembagaan antara lain berupa pengembangan pembelajaran. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, pada tanggal 20 Februari 2018, kemudian berlanjut ke tanggal 1 dan 2 Maret 2018, Puskurbuk Balitbang Kemendikbud telah  merintis pengembangan dengan menyusun model dan sistem pembelajaran PAUDNI dan DIKDASMEN. Hasilnyanya, akan digunakan sebagai landasan pengembangan model pembelajaran yang menginspirasi.

Langkah Puskurbuk Balitbang Kemendikbud, sesuai tugas dan fungsinya, ditempuh dalam rangka menjawab tentang adanya fakta negatif dan positif kompetensi guru.

Kisah negatif guru

Dari waktu ke waktu, kisah pengajaran guru, rasanya tidak akan pernah habis. Masalah dan persoalan negatif tentang pengajaran guru di kelas, masih menjadi primadona dan mendominasi setiap pemberitaan di media massa. Kendati Kurikulum telah berganti-ganti baju hingga Kurikulum Pendidikan terbaru, K-13.

Adanya fakta, sudah ada  hal-hal baik dan menyenangkan tentang pengajaran guru, tetap saja masih tertutup oleh hal negatifnya.

Dari sudut negatif, catatan di awal tahun 2018, keluhan tentang pengajaran guru yang terdengar antara lain: saat teknologi semakin canggih, gawai (gadget) sudah menjadi lifestile, bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak didik, ternyata tidak sedikit guru yang gaptek (gagap teknologi) gawai.

Lalu, zaman now, sudah masuk zaman kreativitas dan inovasi alias out of the box, namun, masih banyak guru mengajar dengan teks book.

Cara mendidik guru masih kognitif oriented. Terfokus pada transferknowledge. Masih kurang memerhatikan sisi afektif dan psikomotorik. Selain itu, kompetensi guru dalam merancang metode pengajaran yang variatif, juga masih sangat  perlu ditingkatkan.

Pasalnya, masih ditemukan guru-guru yang mengajar  dengan metode pengajaran yang monoton, membuat siswa bosan dan tidak tumbuh semangat belajarnya. Lebih dari itu menyebabkan kualitas pendidikan mengalami degradasi.

Kisah positif guru

Dari sudut positif, ternyata, guru-guru kreatif dan  inovatif juga terus lahir. Faktanya, tanggal 4-8 September 2017, di Hotel Mercure Bali Harvestland Kuta, Bali,  Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sukses menggelar lomba Karya Inovasi Pembelajaran (Inobel) guru SD dan SMP.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline