Lihat ke Halaman Asli

Sumiyati Sapriasih

Blogger, influencer

BNPB Menciptakan Aplikasi Inarisk Personal untuk Menangani Bencana Alam

Diperbarui: 2 Desember 2022   00:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: doc. pribadi

Telah kita ketahui bencana alam gempa bumi di Kabupaten Cianjur yang terjadi baru baru ini telah memakan korban begitu banyak. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak awal tahun sampai awal Nopember 2022 sudah ada sekitar tiga ribu peristiwa bencana alam di seluruh Indonesia.

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya mitigasi dan penanganan bencana alam. Apa itu mitigasi ? mitigasi bencana adalah mengurangi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh bencana seperti : korban jiwa, kerugian ekonomi dan kerusakan lainnya.

Namanya bencana, tidak ada yang tahu kapan waktu terjadinya, selalu terjadi tiba-tiba. Apalagi kondisi Indonesia yang memiliki banyak gunung berapi dengan perairan luas, bisa terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi dan tsunami. Setiap orang bisa menjadi korban bencana alam termasuk penyandang disabilitas dan OYPMK.

Meskipun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah punya rencana mitigasi bagi kelompok disabilitas, namun pelaksanaan-nya perlu pengawasan dari berbagai pihak. Karena itu Ruang Publik KBR memberikan kita semua untuk membahas tentang bagaimana pelaksanaan dilapangan dengan menghadirkan dua narasumber:

-> Drs. Pangarso Suryatomo selaku Direktur Direktorat Kesiapsiagaan BNPB

-> Bejo Riyanto selaku Ketua Konsorsium Peduli Disabilitas dan kusta (Pelita), Disabilitas terdampak bencana

Yang perlu kita ketahui apa tujuan dari mitigasi bencana adalah meminimalisir resiko bencana sebagai pedoman pemerintah dalam perencanaan pembangunan, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang resiko bencana dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi bencana

Foto: doc. pribadi

Bapak Pangarso Suryatomo, saat ini sedang berada di lokasi gempa Cianjur  mengatakan bahwa masih ada gempa susulan, intesitasnya sekitar 200 kejadian yang frekwensinya kecil, kami berharap semoga bencana gempa ini benar-benar selesai, agar pengungsi bisa kembali ke rumahnya yang masih bisa ditempati.

Bencana alam kerap kali terjadi ketika kita berada dalam keadaan tidak siap, karena itu kita semua harus waspada dan siap siaga dalam menghadapi terjadinya bencana alam. Yang bisa menyelamatkan dari bencana gempa ini, ya ... diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan yang kurang lebih 96% dan sisanya itu hanya 4% bantuan dari petugas, ujar Pangarso Suryatomno

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline