Lihat ke Halaman Asli

Sumiatun

Pengelola JCTV Top News

Al Mahdi, Masjid dengan Arsitektur China ke 2 di Jawa Tengah

Diperbarui: 20 Mei 2018   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Al Mahdi. Dokpri

Sejarah penyebaran Islam di Indonesia dimulai sejak tahun 1389. Pada masa kerajaan Majapahit dipimpin Gagak Sali, Bhra Hyang Wisesa Aji Wikrama, atau Wikramawardhana di mana saat itu terjadi Perang Paregrek.

Semasa pemerintahan Wikramawardhana, banyak daerah bawahan Majapahit melepaskan diri. Hal itu mengakibatkan Majapahit berhutang pada Dinasti Ming dari Negeri Cina, karena banyak kerajaan yang dikuasai China. Dikirimlah Admiral Ceng Ho sebagai duta besar dari China.

Pada saat menjalankan tugasnya inilah, Cheng Ho melakukan syiar Islam di Jawa. Bukti-bukti syiar Islam Cheng Ho di Jawa berupa Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu) dan Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong yang berada di Semarang. Jadi tidak salah jika di Jawa Tengah ini banyak tinggal China Muslim.

Masjid Al Mahdi dengan Arsitektur China

Di Magelang, terdapat masjid yang unik. Bangunan masjid namun berbentuk kelenteng. Masjid ini tercatat sebagai Masjid dengan arsitektur China kedua di Jawa Tengah setelah Masjid yang ada di Purbalingga. Sedangkan di Indonesia adalah Masjid yang ke 18.

Masjid Al Mahdi berada di kompleks Perumahan Armada Estate, Magelang, Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah. Berada di pinggir jalan utama kompleks, sehingga mudah ditemukan orang yang ingin beribadah di masjid ini.

Bangunan masjid ini nampak unik karena bangunan memiliki arsitektur khas China. Mulai dari bangunan hingga warna-warna merah dan emas yang dominan pada masjid ini. Terdapat pilar-pilar bulat khas China dan tak lupa lampion-lampion warna merah. Seluruh bangunan juga dicat warna khas China yaitu merah dan keemasan. Hal ini semakin menunjukkan bahwa masjid ini khas bangunan dari China.

Pilar bulat warna merah. Dokpri

Masjid dengan luas 290 meter persegi ini dahulunya adalah sebuah rumah yang tak terpakai. Kemudian atas inisiatif seorang mualaf China bernama Kwee Giok Yong di bangunlah masjid sebagai bentuk syiar Islam. Mualaf tersebut masuk Islam sejak umur 11 tahun, kemudian berganti nama Mahdi. Dari namanyalah diabadikan sebagai nama masjid yang dibangun tersebut.

Al Mahdi. Dokpri

Meskipun bangunan dengan arsitektur China, kekhasan Islam tidak hilang dalam bangunan masjid tersebut. Hal ini terlihat pada tulisan kaligrafi yang menghiasi dinding masjid. Lampion-lampion warna merahpun bertuliskan Asmaul Husna, nama-nama Allah. Di dalam masjid juga tergantung tulisan-tulisan kaligrafi.

Lampion bertuliskan Asmaul Husna. Dokpri

Pada sisi kiri masjid terdapat menara setinggi 5 meter dengan empat tingkatan. Pada setiap tingkatan terdapat lubang, sedang paling atas tempat pengeras suara. Untuk kubah berada di ujung menara bertuliskan lafat Allah.

Kegiatan Masjid

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline