Lihat ke Halaman Asli

Sukmasih

Akun Resmi

Mengapa Kita Perlu Memahami Audiens Ketika Membangun Brand?

Diperbarui: 1 Desember 2022   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Pemasaran dan Branding adalah tentang bagaimana Anda membuat pesan yang tepat untuk orang yang tepat dan menggunakan media yang tepat.

 

Mengapa kita berbicara tentang audiens? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan mendasar yang harus dijawab agar kita memahami pentingnya memahami audiens dalam proses komunikasi. Audiens menjadi sasaran pesan dalam segala bentuk komunikasi, seperti saat Anda melakukan kampanye PR, propaganda politik, atau kegiatan pemasaran.

Saya punya kutipan untuk Anda, pesan harus disampaikan kepada orang yang tepat melalui media yang tepat untuk komunikasi yang efektif.

Haruskah itu benar-benar disampaikan kepada orang yang tepat?

Oh ya jelas, seseorang tidak bisa mengungkapkan perasaan cintanya ke semua orang. Sama halnya dengan pesan yang Anda sampaikan saat melakukan kegiatan kampanye PR, kampanye politik, apalagi pesan pemasaran.

Biar lebih praktis, saya akan berikan contoh.

Sebutan Bro and Sis ala PSI

Pada tahun 2019 Indonesia mengadakan pemilu, ada partai politik baru bernama PSI. Kampanye PSI menyebut audiensnya dengan panggilan Bro and Sis. Wow! Dari kosakatanya, Anda sudah bisa membedakan siapa target audiensnya? Panggilan Bro dan Sis banyak digunakan oleh anak muda. Jadi jelas, orang-orang yang menjadi target PSI adalah anak-anak muda. Jika lebih jauh, PSI merancang pesan sedemikian rupa setelah memahami bahwa banyak anak muda yang menjadi pemilih pemula.

Bagaimana? Sudah jelas belum? Saya akan memberikan satu contoh lagi.

Rumah Buatan untuk Kelomang Di Jepang

Ada agen real estate di Jepang bernama Suumo yang sedang menjalankan kampanye untuk membangun rumah bagi kelomang. Bagi yang belum tahu, kelomang merupakan hewan bercangkang kecil yang sering dijumpai di pantai. Kelomang memiliki kebiasaan berpindah rumah saat rumahnya sempit. Nah, akan ada saat dimana kelomang kesulitan menemukan cangkang yang pas dengan tubuhnya. Mereka akan menggunakan benda apapun yang mereka temukan di pantai, salah satunya adalah sampah seperti tutup botol. Akhirnya Suumo berinisiatif membangun rumah kelomang buatan dan menyebarnya di pesisir pantai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline