Lihat ke Halaman Asli

Rafi Rasyid Sukmahadi

Student of Al-Azhar University

Tingkatkan "Overthinking" dan Jangan Lupa Bawa "Smart Thinking"

Diperbarui: 18 November 2022   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

senja di sungai nile (Dokpri)

WARNING!!! Anda memasuki fase yang mana muncul genre lagu self-healing setelah beberapa genre lagu senja mem-booming

Jika anda sedang dilanda kegalauan, anda tentunya tidak sendirian karena banyak lagu yang bisa mewakilkan perasaanmu untuk diungkapkan dan didengarkan. 

Jika anda sedang dilanda kehaluan, anda juga tidak sendiri, banyak teman yang sedang sama-sama berjuang meraih cerahnya masa depan.

Hallo kompasianer dan teman-temanku sebangsa dan setanah air dari Sabang sampai Merauke. Teman-temanku sekalian, khususnya yang seumuran denganku yakni anak-anak muda yang baru masuk usia 20 an ke atas.

Di sini aku akan berbagi pendapat mengenai semua hal yang berkaitan dengan pengantar di atas. Sebelum itu, perlu kalian ketahui bahwa aku menulis tulisan ini disertai dengan mendengarkan lagu self-healing di youtube wkwkw.

Supaya lebih mendalami maknanya sih katanya, entahlah yang penting agar sedikit terasa vibesnya kan, tapi iya juga sih lumayan enak dan meresapi. Mungkin kalian juga bisa membaca tulisan ini sambil mendengarkan musik juga.

Apa sih yang kalian semua rasakan ketika beranjak menjadi manusia dengan istilah sudah kepala dua? Di tengah banyaknya slogan overthinking yang berlanjut pada wajibnya self healing, istilah kepala dua seakan-akan bukan sekadar majazi lagi. 

Melainkan menjadi hakiki, yakni benar-benar memiliki kepala dua meskipun secara organ salah satunya tidak nampak. Yaa kalau nampak menjadi dua kepalanya, repot juga orang ketika melihatnya.

Yang intinya istilah kepala dua menjadi bahan cocoklogi (mungkin) untuk menggambarkan betapa banyaknya pikiran dalam kepala sehingga menjadi beban yang lebih berat untuk dipikul oleh satu orang manusia secara normal. 

Sehingga berdampak overthinking, segala terpikirkan baik itu disengaja atau pun tidak. Baik itu yang realistis maupun yang hanya idealis dan macam-macam pikiran lainnya. 

Lalu lahirlah kegiatan self healing untuk merilekskan kepala yang mumet dan jelimet dengan berbagai pikiran tentang segala hal. Betulkan? Mungkin sebagian banyaknya merasakan hal itu, karena memang itu fasenya dalam menempuh perjalanan menuju kedewasaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline