Lihat ke Halaman Asli

Jiwanti

Sukmadewi

Dilema Tambang Emas Ilegal dan Minimnya Kesadaran Pemimpin serta Hilangnya Akal Sehat yang Dibutakan Uang

Diperbarui: 20 Juli 2020   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

startfmmadina.com

Apa kabar sungai batanag natal?, yang sampai saat ini masih saja dalam keadaan tidak membaik. Dimana air sungai batang natal yang merupakan sumber kehidupan bagi masayarakat linggabayu. Yang sangat-sangat bergunakan untuk dimanfaatkan seperti pemanfaatan air minum, mencuci pakain, mencuci piring, bahkan untuk mandi.

Yang dulunya air sungai ini sangat jernih kini berubah menjadi berwarna, ntah rasa apa yang sudah mencampurinya hingga mempunyai warna yang sulit untuk diterjemahkan oleh masyarakat linggabayu. Sebab air sungai batang natal sudah sangat tidak layak untuk di manfaatkan sebagai sumber kehidupan.

Dari berbagai yang telah ditelusuri ada hal yang sangat membuat miris untuk di terjemahkan dan dikendalikan. Karna penyebab pencemaran air sungai batang natal ini penambangan emas yang mengggunakan alat berat excavator (becco).

Hampir setiap daerah yang ada dimandailing natal ini memiliki ladang emas. Keberadaan emas ini telah menjadi penghasilan bagi para perusahaan baik perseroaan maupun dalam bentuk persero seperti PT. Sorikmas mining dan perusahaan lainnya.

Dengan keberadaan perusahaan tambang ini tidak serta merta diterima oleh masyarakat. Karna sumber kehidupan masyarakat ada di sungai batang natal tersebut. Dari kurangnya rasa partisipasi dan konstribusi perusahaan kepada masyarakat, rusaknya ekosistem alam ini telah menjadi alasan lain, terlebih tambang perseorangan yang kebanyakan ilegal.

Maka tidak mengherankan lagi jika banyak masyarakat yang melakukan demo atau unjuk rasa untuk meminta penutupan tambang ini. akhir-akhir ini lokasi penambangan menjadi sorotan adalah penambangan di kawasan batang natal. Dimana penambangaan ini berada di pinggir sungai batang natal yanag menimb ulkan protes warga setempat karna air sungai keruh tidak seperti biasanya. 

Selain penambangan ini ditengarai ilegal juga mengancam kesehataan warga karena pengerukan disisi sungai telah merusak ekosistem sungai batang natal dan warga yang memanfaatkaan air sungai ini untuk mandi merasakan mandi dengan air tanah liat bukan lagi mandi dengan air jernih seperti dulu, badan terasa gatal setelah menggunakan air ini. peristiwa ini sangat merugikan warga sekitar

Padahal Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat berkunjung KeMadina Desember tahun lalu menegaskan akan menutup tambang ilegal di Madina. Namun sampai saat ini hal tersebut belum tercapai. Bahkan yang terlihat justru semakin marak-maraknya. Penegak hukum pun seolah menutup mata dengan apa yang terjadi di kecamatan batang natal dan linggabayu. Ada kabarnya, penegak hukum pun ikut terlibat. 

Adanya permasalahan ini pada bulan april lalu Forkopimda melakukan rapat terbatas yang mana rapat ini dipimpin langsumg oleh Bupati Madina Drs. Dahlan Hasan Nasution dan dihadiri ketua DPRD Erwin Efendi Lubis. Bupati mengatakan seluruh unsur yang hadir dalam rapat itu sepakat untuk dilakukan penerbitan penambangan diwilayah batang natal dan linggabayu. Ketua DPRD juga menagatakan akan melakukan evaluasi aktivitas tambang dikawasan batang natal dan linggabayu.

Namun hingga saat ini evaluasi dan penerbitan itu belum terlihat. Justru yang ada pengerukan sungai yang semakin menjadi-jadi. Penggunakan alat berat semakin tidak terkendali dan pencemaran sungai semakin tak terelakan. Sehingga masyarakat semakin tidak nyaman dengan masalah ini, aktivitas sehari-hari terbatas karna sungai batang natal yang keruh. Sehingga sebagian warga harus mencari sumber air bersih untuk digunakan dalam sehari-hari. Belum lagi jika kita lihat kontribusi terhadap masyarakat yang sangat minim.

Dimana dulu,  banyak masyarakat yang protes masalah ini para penegak hukum, para pejabat yang di batang natal dan linggabayu dan warga yang dulu ikut menyuarakan sampai berkoar-koar agar permasalah ini dapat terealisasikan. Apakah ada tutup mulut yang telah dilakukan oleh oknum-oknum yang berada didalamnya sehingga timbul rasa takut untuk mengugat permasalahan ini. Apakaah ada unsur kesengajaan yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab agar masyarakat batang natal dan linggabayu harus menerima kegelisahaan ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline