Lihat ke Halaman Asli

Suka Ngeblog

TERVERIFIKASI

Penulis buku, terkadang menjadi Pekerja Teks Komersial

Agen Mossad Itu Tawarkan Kerjasama

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13548914661370820190

[caption id="attachment_220165" align="aligncenter" width="336" caption="Ilustrasi (gambar: desertpeace.wordpress.com)"][/caption]

SIGIT Bhuwono merasa udara di sekitarnya seperti mengering. Dia kini berada dalam satu ruangan dengan Si Pisau, Khalid Al-Habsy alias Shlomo Mordechai, salah satu dari lima agen Mossad yang paling ditakuti di dunia!!

Sigit segera menyalakan lampu dan memasang kipas angin.

"Silakan duduk. Maaf, mau minum apa?"

"Emm... Air mineral saja, jika tidak merepotkan," balas Shlomo sambil duduk di kursi kayu berukir yang ada di ruangan itu. (Semua percakapan antara Sigit dan Shlomo dilakukan dalam Bahasa Inggris, namun untuk memudahkan sudah saya translate ke dalam Bahasa Indonesia, hehehe).

Sigit membuka lemari es mini dan mengambil air mineral kemasan botol kecil. Dia juga mengambil satu plastik berisi sedotan dan meletakkan di meja.

Sigit duduk di kursi dekat Shlomo. "Angin apa yang membawa Shlomo Mordechai ke gubuk saya ini?" Sigit bertanya setengah melucu, mencoba mencairkan suasana.

"Angin damai, tentu saja," kata Shlomo sambil membuka botol mineral dan langsung mereguk dari botol. "Emmm, kedatangan saya terkait dengan Callysta 7. Saya yakin, saudara Sigit pernah mendengar tentang Callysta 7 bukan?"

Sigit mengerutkan keningnya. Callysta 7? "Hmm... Sepanjang yang saya tahu, Calysta 7 adalah nama sandi untuk  Deotryphil Callymodetoxid, zat beracun yang diciptakan tanpa sengaja oleh seorang ilmuwan asal Taiwan. Callysta 7 adalah varian terbaru, yang konon merupakan racun paling mematikan yang pernah diciptakan manusia..."

Shlomo mengangguk. "Saya yakin, saudara Sigit pasti tahu, bahwa Callysta 7 dengan dosis seukuran satu botol air mineral ini, bisa menghabisi semua makhluk hidup yang ada di kota Bandung?"

Sigit mengelus rambutnya, dan ikut mengangguk. "Iya, teorinya begitu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline