Lihat ke Halaman Asli

Wawan tri

Perjalanan panjang

Bagaimana Kukabarkan

Diperbarui: 16 Desember 2017   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar pixabay

Bagaimana kukabarkan

14 DESEMBER 2017, 19:43
Hening mengiringi malamku..
Detak jam dinding terdengar
Berputar pelan..
Tek.tek..tek..
Terus berdetak,
Mengiringi..
Sampai di penghujung malam..
Aku yang masih terjaga..
Semakin merasa dinginnya malam
Yang kian menusuk kulitku...
Selimut rindu semakin menambah resahku..
Mataku yang ingin kupenjamkan...
Terhalang pada hadirnya dirimu
di pelupuk mataku..
Bisakah engkau  tidak hadir..
Barang satu malam...
Berilah jeda  padaku
Menngendapkan rindu yang kian tak tertampung...
Rasa. kangenku demikian membuncah..
Padamu
Terlalu jauh  engkau memasuki ..
Relung relung hatiku..
Sangat,
teramat sangat dalam....
rindukupun  menjadi nafasku...
..
Untuk ke sekian kalinya.
namamu
selalu kusebut..
Selalu kumohonkan
Lewat doa doa malamku
Dengan suara lirihku
Yang nyaris tak terdengar
Mengurai menjasdi air mataku  yang  jatuh..
Satu... satu...
Membasahi pipi iini ..
menjadi tangisan..
Memecah kesunyian...
Bayang MU yang terus hadir..
Kian membuatku terisak..
Tak sepatah katapun bisa kuucapkan..
Kenapa engkau tega
Membiarkanku dalam kesenyapan...
Kesepian tanpa batas..
Bagaimana caraku..
Untuk merengkuhmu...
Untuk Memelukmu...
Sementara bayanganpun tak bisa ku sentuh..
Bisakah engkau memahamiku..
Rindu yang membelenggu hati
..
Ke mana enghkau ..
Bagaimana harus kukabarkan..
Rindu Yang menggunung ini...
Saat Semua rasakupun tak lagi
Mampu kuterjemahkan dengan aksara...
...
Suhawan tridoyo
Gambar pixabay




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline