Lihat ke Halaman Asli

Steven Saunoah

Mahasiswa Fakultas Filsafat UNWIRA-KUPANG

Saudara yang Tak Sedarah

Diperbarui: 10 Februari 2023   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahabat adalah saudara yang selalu hadir, walaupun tak sedarah. Sumber Gambar: Dream.co.id

Brothers Are Not Blood

*Steven Saunoah


Pada sajak tubuh yang hening pada kening

Inginku kecup senyummu yang selalu menyapaku pagi hari di ufuk Timur, sebagai awal hari.

"Ijinkan aku tetap hidup untuk memeliharamu, mengasihimu dengan ritme yang doa yang sama. Syukur dan Amin".

Salam dan cinta dari jiwa perindu di ufuk Timur bagi saudara-saudariku di kota seberang. Satu kata yang sama adalah "kita".

"Ijinkan aku tetap mencintamu wahai adam dan hawa negri lain. Rusukmu adalah rusuk kami yang lain. Yang diciptakan tak serupa, namun sedarah dalam kasih".

Lalu-lalang harmoni hati menciptakan rasa akan cinta, menepi lalu menetap menjadi rindu.

"Ijinkan darahku tetap mengalir dalam nadimu yang sedikit beda. Lalu, mencintaimu adalah menunggu paling senyap antar pulau. Sabang sampai Merauke, namun satu dihubungkan oleh laut"

Akhirnya, ingin kuakhiri puisi ini dalam sajak tubuhmu. Dan kubenamkan rindu pada senyuman manismu, wahai "Adam" dan "Hawa" yang lain. Tugasku adalah mencintaimu paling sunyi. Dan menjadikanmu sebagai saudara yang tak sedarah. 

Penfui, 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline