Lihat ke Halaman Asli

Diorama

Diperbarui: 4 November 2018   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hanya melalui punggung itu, diri ini dapat menatapmu lebih lama." Kalimat itu terus terngiang setiap kali aku hendak memejamkan mata. 

Terkadang, aku benci menjadi peka. Karena dapat berujung pada kandasnya harapan akibat kesalahpahaman. 

Aku tidak yakin "mu" di kalimat itu adalah aku. Tapi aku ingin "mu" di kalimat itu adalah aku.

Serangkaian bahasa tubuh yang semakin menumpuk tanda tanya, tanpa pernah bisa ditanya. 

Kau tetap bisu dengan sikap semaumu.

Aku semakin kaku bahkan untuk sekedar melihat matamu.

Situasi macam apa ini?

 Timbul hanya karena keinginan sebuah rasa yang ntah memiliki makna atau tidak.

Diorama kali ini bukan tentang miniatur yang menggambarkan sesuatu. 

Melainkan tentang kamu dalam irama tanya yang akan kucari tahu.

.

.

Siapakah kamu?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline