Lihat ke Halaman Asli

S. R. Siola

Pengamat Azadegan

Apa Pandangan Politik Anda? Husainiyyah atau Yazidiyyah?

Diperbarui: 23 Januari 2020   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

picpanzee.com

Tulisan ini berangkat dari sebuah serangan teroris yang dilancarkan oleh Amerika Serikat atas perintah Donald Trump, yang menewaskan seorang jendral besar Iran (Qossem Soleimani, Komandan Pasukan Qods IRGC), dan seorang wakil ketua Al-Hashd Al-Shaabi Irak (Jamal Jafar atau Abu Mahdi Al-Muhandis). 

Adapun serangan teroris tersebut dilatarbelakangi oleh kepentingan politik yang diperjuangkan oleh Trump, guna mendongkrak populeritasnya menjelang pesta demokrasi pemilihan capres di Amerika Serikat yang sebentar lagi tiba.

Di luar dari semua itu, dunia internasional tersentak. Mata dunia tertuju pada dua negara, Amerika Serikat dan Republik Islam Iran. Tidak hanya pengamat politik dan militer dunia ikut memberi komentar dan analisisnya. Tapi warga dunia pun banyak yang ikut berkicau, memberi analisis politik praktisnya terkait peristiwa teror ini, serta implikasinya terhadap perdamaian dan masa depan dunia.

Pertanyaan, apa sih analisis politik itu? Samakah dengan pandangan politik? Sejauh mana pentingnya sebuah analisis dan pandangan politik itu? Apakah setiap orang berhak berpandangan politik praktis? Benarkah ada istilah politik itu kotor"? Lalu mengapa kita ingin ikut tercemar oleh lumpur kotor perpolitikan dunia? Apa yang bisa kita lakukan untuk membangun politik bersih?

Pandangan Politik

Pandangan politik sangat berbeda dengan analisis politik. Pandangan politik memiliki pengertian yang lebih khusus, sedang analisis politik lebih umum dan melebar keluar. Mengapa? 

Sebab, pandangan politik selalu terkait dengan ideologi yang dianut oleh seseorang. Ketika ideologi seseorang adalah liberalisme, maka pandangan politiknya terhubung dengan kerangka politik liberal, yaitu pandangan politik yang mengacu kepada kehidupan, kebebasan, dan hak milik (life, liberty, and property).

Dalam kamus Liberalisme, pandangan politik kelompok ini dibingkai dalam demokrasi liberal. Ketika seorang liberalis berpolitik, maka yang diperjuangkan adalah kepentingan yang memberi manfaat kepada kehidupan, kebebasan, dan hak milik; baik untuk dirinya sendiri maupun kelompok masyarakatnya. Pandangan (kebijakan-kebijakan) tersebut dianggap sah, selama tidak melanggar konstitusi yang disepakati, serta tidak melanggar hak dan kebebasan orang lain. 

Sebagai tambahan informasi, pandangan politik liberal (demokrasi liberal) diadopsi oleh negara Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan beberapa negara  Eropa. 

 Contoh lain sebagai penjelasan atas pandangan politik' adalah ketika seseorang memilih ideologi Islam dan sunnah Rasulullah Saw dan Ahlulbait as sebagai jalan hidupnya, maka pandangan politik yang mengiringinya selalu terkait pada kemanusiaan dan keadilan yang menjadi asas politik Islam. Pembentukan pemerintahan dan penyelenggaraannya senantiasa berasas pada nilai-nilai keadilan.

Secara fitrah, pandangan politik akan menjejak dalam jiwa, yaitu hati dan akal pikiran seseorang; jika terbiasa hidup dengan keberaturan sistem (ideologi). Apabila seorang idealis muslim berbenturan dengan realitas politik kotor para thagut, maka sebagai seorang idealis tentu akan tetap loyal untuk tetap berjalan di koridor keadilan dan kemanusiaan. Inilah alasannya, mengapa Islam berbeda dengan paham sekulerisme. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline