Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Petani, Penulis

Kerja Sama Guru dan Orangtua Demi Pulihkan Pendidikan

Diperbarui: 25 November 2021   21:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diana Indrawati guru kelas III SDN 174/V Intan Jaya, Muara Papalik, Tanjab Barat. Sekolahnya berada di pedesaan transmigrasi yang penduduknya mengandalkan hasil perkebunan (DOK. PRIBADI/DIANA INDRAWATI)

Saya bercita-cita menjadi guru sejak kecil, karena sering melihat bapak mengajar di sekolah dasar. 

Kata orang, "Budak mah moal jauh ti profesi kolotna". Artinya kelak anak tidak akan berbeda jauh dengan pekerjaan orangtuanya karena diberi makan dari hasil keringat ngajar. 

Apakah cita-cita saya ada hubungannya dengan pernyataan itu?

Berikut pengalaman saya

Pada tahun 80-an, bapak bertugas di sebuah desa yang sangat jauh dari kota. Kami tinggal bukan di rumah kontrakan, melainkan di ruang kelas yang kosong. 

Ruang itu oleh bapak disekat kain menjadi tiga ruangan; kamar tidur, dapur dan ruang tamu. Sedangkan kamar mandi nunut di toilet umum belakang sekolah.

Tinggal di desa terpencil dan menempati ruang kelas, bagi Ibu saya yang terbiasa di kota mungkin sangat sulit. 

Namun, saat itu kami bisa menyesuaikan dengan kehidupan pas-pasan hingga saya duduk di kelas empat sekolah dasar.

Apa yang membuat saya tertarik menjadi guru?

Ketertarikan ingin menjadi guru tentu bukan dari gaji, karena saya tahu penghasilannya sedikit. Misalnya, gaji bapak, saat itu tidak cukup untuk menghidupi lima anaknya. Bapak dan Ibu harus kerja keras mencari sampingan, salah satunya beternak ayam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline