Lihat ke Halaman Asli

Sri Rohmatiah Djalil

TERVERIFIKASI

Petani, Penulis

Hubungan Anak dan Orangtua Beracun? Perhatikan 3 Hal Berikut!

Diperbarui: 1 November 2021   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orang tua marah, foto via hai.grid.id

Tadi malam saya kedatangan tamu, dia sudah sepuh, mungkin usianya sebaya dengan Bapak saya, sekitar 78 tahun.

Setelah ngobrol ngaler-ngidul, dia cerita, kalau hubungan dengan anak-anaknya tidak baik. Dia merasa diabaikan oleh anaknya, tidak bertegur sapa, padahal satu rumah.

"Aku neng umah dienengne karo cah-cah, ra enek sing nganggap aku."

Ini bukan cerita pertama yang saya dengar. Sebelumnya saya sering mendengar desas desus, kalau hubungan Pak Fulan dengan anak-anaknya tidak baik. Si Budi memilih ngekos karena berantem dengan ayahnya.

Hubungan tidak baik antar keluarga sering terjadi, sangat wajar. Semakin kita dekat dengan seseorang akan semakin besar peluang untuk berkonflik.

Ada beberapa catatan yang saya garis bawahi dari cerita tadi malam. Kenapa seorang ayah sampai diacuhkan oleh anak-anaknya.

Pola asuh sejak kecil

Anak-anak biasanya akan lebih dekat dengan ibunya, karena ada perbedaan pola asuh yang diberikan ibu dan ayah.

Dalam pengasuhan, Ibu mendorong anak-anak mereka untuk berpikir dan mengungkapkan ide dan pendapat mereka sendiri.

Sedangkan ayah, biasanya dengan pendekatan yang lebih otoriter. Tujuannya mungkin supaya anak memiliki jiwa pemimpin. Namun, tidak tahu apa yang akan terjadi kelak jika anak sudah dewasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline