Lihat ke Halaman Asli

Sri Patmi

Bagian Dari Sebuah Kehidupan

Artikel Sri Patmi: Teman Toksik, Suka Ngusik? (Part 3 Tukang Jual Ludah)

Diperbarui: 20 Oktober 2021   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : inmattan 

Warna lain didalam dunia kerja adalah hadirnya tukang jual ludah. Kesana sini membawa ludah untuk dijual. Informasi menjadi komoditas yang diperjualbelikan untuk mendongkrak jabatan. Pandainya orang seperti ini, dia pandai mencari peluang dan informasi yang akan laris, viral dan trending topic. Bahasanya manis, tujuannya untuk menghasut kedua belah pihak yang berseteru. Utamanya ketika ia menjadi penyambung lidah pihak yang berseteru, informasinya bisa bersifat goib, antara nyata dan tidak nyata? Benar atau tidak? 

Ciri umum orang ini pintar mencari celah, segala bentuk aktivitas menjadi peluang untuk mencapai tujuan, terkesan memiliki kedekatan, menunggangi sebuah kepentingan, senang melihat orang lain susah, masalah kecil orang lain jadi besar sedangkan masalah besar dirinya sendiri dihilangkan. 

Faktor yang melandasi munculnya tukang jual ludah bukan hanya dari kepentingan melainkan tabiat yang sudah terbentuk dan mendarah daging. Faktor lainnya adalah keadaan diri yang sudah terancam dalam suatu organisasi, sementara upgrade kemampuan terhadap diri sangat minim. Lambat laun, tingkat kapabilitas akan tergerus oleh orang baru yang lebih kompeten. Merasa senior dan paling tahu banyak hal, akhirnya menjual informasi kepada siapapun, utamanya atasan. 

Hal yang lebih parah terjadi adalah tidak ada celah untuk masalah pekerjaan, si tukang jual ludah akan mencari masalah pribadi orang lain untuk diserang. Apapun akan dilakukan untuk mempertahankan diri yang sudah tidak bisa survive selain di organisasi tersebut. Sisi positifnya, si tukang jual ludah ini akan sangat loyal agar posisi tidak terancam. 

Hal lain yang bisa dijadikan pelajaran berharga adalah sikap mawas terhadap orang lain, menajamkan pandangan tanpa ada prasangka, menatap dari sudut pandang keluasan, kedalaman, kebesaran dan ketinggian. Jangan merasa terusik dan dirugikan, apabila menjadi korban si tukang jual ludah. Jadikan energi positif diri tidak tercemari oleh racun yang ditanamkan. Jangan sia-siakan waktu untuk meladeni si tukang jual ludah. Jika mampu mengepakkan sayap lebih tinggi, terbanglah! Pijaklah tanah ternyaman untuk bertaruh hidup, hiruplah udara yang melegakan bukan menyesakkan, ambil aroma wangi mulut orang yang senang berkarya dan memanfaatkan waktu dengan baik untuk kehidupan ini. 

Salam, 

Sri Patmi 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline