Lihat ke Halaman Asli

Sri Mulyono

di kantor

Demokrat dan Mujarobat Balsem

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Demokrat dan Mujarobat BALSEM

oleh : Sri Mulyono

Badai korupsi Demokrat belum berlalu, kasus Nazarudin cs masih terus mengancam, sidang Andi Malaranggeng dan Anas Urbaningrum belum dimulai. Proses pengadilan mereka dipastikan menjadi berita besar dan menarik. Demokrat akan kembali menjadi bulan bulanan media dan pusat perhatian masyarakat. Selama dua tahun Demokrat menjadi “selebritis” mulai dari ruang tamu sampai dapur dikupas tuntas oleh berbagai media. Perseteruan antara Ketua Umum Anas Urbaningrum dengan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudoyono menjadi drama panjang menyedot perhatian seluruh media, sampai akhirnya Anas ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Sukses menggusur Anas kemudian menyelenggarakan KLB di bali, ternyata nilai demokrat belum juga naik. Tentu saja lawan lawan politik tertawa bebas atau tersenyum simpul menyaksikan partai Demokrat  yang terus  terdegradasi  meluncur menuju “zona Darurat”. SBY dan para Petinggi PD panik.

Kepanikan SBY dan para petinggi Partai Demokrat cukup beralasan pasalnya dari hasil jajak pendapat muta akhir Demokrat terus  mengalami penurunan perolehan suara. Berdasarkan hasil jajak pendapat Centre for Strategic and International Studies (CSIS), pada Januari 2012 memperoleh angka 11,1 persen dan kini terjun bebas  menjadi 7,1 persen pada jajak pendapat yang berlangsung dari 9 hingga 16 April 2013. Menjadi menarik menurut Vermonte karena tidak ada perubahan yang siginifikan walaupun bangku kursi ketua umum sudah diambil alih oleh SBY dari Anas Urbaningrum. Hasil sekarang ini merupakan penurunan yang termasuk luar biasa, "Ada pekerjaan besar yang harus dilakukan Demokrat " kata Philips (RMOL, 26 mei 2013).

Pasang naik Partai Demokrat

Partai Demokrat  pertama kali mengikuti pemilihan umum pada tahun 2004 dan meraih suara sebanyak 7,45% (8.455.225) dari total suara sah 113.462.414 , mendapatkan kursi sebanyak 57 di DPR RI . Pada pemilu 2009 menjadi pemenang dengan suara 21.703.137. Bertambahnya suara sebanyak 13.247.912 adalah lompatan yang sangat luar biasa dan memecahkan rekor  sepanjang sejarah dunia perpolitikan  di Indonesia. Lalu apa resepnya ?

Memulai dengan prestasi 7,45 persen dalam pertarungan politik  Demokrasi terbuka adalah hal yang luar biasa. Ketua Umum Partai Demokrat Pertama Prof Subur Budhisantoso, dan  Sekretaris Jenderal Dr. Umar Said serta segenap asabiqunal awalun benar benar mempersiapkan Partai Demokrat dengan baik bahkan mendapatkan penghargaan dari KPU sebagai partai peserta Pemilu 2004 yang terbaik administrasinya.

Kesempurnaan Partai Demokrat  menjadi lengkap ketika Susilo Bambang Yudhoyono resmi bergabung setelah mengundurkan diri sebagai Menkopolkam dalam pemerintahan Megawati. SBY seorang Jenderal yang memang dianggap cakap, cerdas dan merupakan sosok reformis  dan demokratis  mendapat pulung “dizalimi”oleh Presiden Megawati dan mendiang suaminya Taufik Kiemas. Partai Demokrat melesat bagaikan roket sekaligus menghantarkan SBY menjadi Presiden RI tahun 2004. Hasil Pemilu  Legislatif 2004 partai Demokrat adalah suara asli spontanitas rakyat Indonesia mendukung SBY dan hasil kerja keras para kader Demokrat awal.

Setelah memegang tampuk pemerintahan, SBY terus menyempurnakan kekuasaanya dengan  berbagai macam program termasuk Bantuan Langsung Tunai  pada tahun 2005 dan 2008 yang diberikan kepada sekitar 19 juta  rakyat miskin.  Hal yang luar biasa adalah tahun 2008 dan 2009 SBY membuat kebijakan yang tidak lazim dan super populis  yaitu menurunkan harga BBM sampai 3 kali  sekaligus terus memberikan Bantuan Langsung Tunai  kepada rakyat miskin dan ternyata resep ini cukup ampuh untuk mengeruk suara rakyat sehingga Demokrat menjadi pemenang Pada Pemilu  Legislatif 2009 dengan  perolehan suara 21.703.137 (20,4%) dari total suara sah 104.099.785 dan berhak atas 148 kursi  (26,4%) di DPR RI yang berimbas signifikan atas terpilihnya SBY – Boediono pada Pilpres 2009 dalam satu putaran.

Strategi BBM dan BLT

Jika dalam pemerintahan sebelumnya memainkan BBM menjadi momok, maka SBY cukup lihai memainkan komoditas vital ini.  Berikut adalah kebijakan harga BBM pada masa Pemerintahan SBY  Mulai  20 Oktober 2004 - Sekarang

BBM

sebelum

1 -3- 2005

1 -10- 2005

24 -5-2008

1-12-2008

15-1-2009

22 - 6 2013

Premium

1.810

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline