Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Kesiapan digital bagi Daya Saing PTKI dan PTKIS

Diperbarui: 29 September 2025   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kesiapan digital atau digital readiness menjadi isu krusial bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) di Indonesia. Istilah ini merujuk pada sejauh mana sebuah institusi mampu mengadopsi, mengintegrasikan, dan memanfaatkan teknologi digital dalam seluruh aspek pengelolaan pendidikan tinggi, mulai dari administrasi, kurikulum, pembelajaran, penelitian, hingga layanan mahasiswa. Pada era transformasi digital yang ditandai dengan percepatan inovasi teknologi, kesiapan digital tidak lagi bersifat pilihan, melainkan kebutuhan mendesak yang menentukan daya saing lembaga pendidikan.

Pentingnya kesiapan digital PTKI/PTKIS dapat dilihat dari peran strategis lembaga pendidikan tinggi Islam dalam mencetak generasi yang unggul, berintegritas, serta adaptif terhadap perkembangan zaman. Lembaga pendidikan tidak hanya menjadi tempat transfer ilmu, tetapi juga pusat pembentukan karakter, pengembangan riset, dan penguatan peran sosial di masyarakat. Tanpa kesiapan digital yang memadai, PTKI/PTKIS berisiko tertinggal dalam hal kualitas layanan, efektivitas pembelajaran, dan kemampuan menjawab kebutuhan global.

Pertama, dari sisi pembelajaran, kesiapan digital memungkinkan terciptanya model perkuliahan yang lebih fleksibel, interaktif, dan sesuai dengan karakteristik generasi mahasiswa saat ini. Generasi muda, khususnya mahasiswa PTKI/PTKIS, tumbuh dalam ekosistem digital yang menuntut pengalaman belajar yang lebih praktis, cepat, dan relevan dengan realitas kehidupan. Kehadiran Learning Management System (LMS), kelas hybrid, dan platform pembelajaran berbasis aplikasi menjadi instrumen penting yang hanya dapat berjalan optimal jika kesiapan digital lembaga sudah matang. Dengan begitu, mutu pembelajaran dapat meningkat, sekaligus mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

Kedua, dari aspek manajemen kelembagaan, kesiapan digital memperkuat efisiensi dan transparansi. Sistem administrasi akademik yang berbasis digital, pengelolaan keuangan terintegrasi, hingga sistem informasi kemahasiswaan berbasis data membantu mempercepat proses pengambilan keputusan yang akurat. Selain itu, digitalisasi tata kelola juga mendukung prinsip good governance dengan meminimalkan peluang terjadinya kesalahan administratif maupun penyalahgunaan data. Hal ini sangat penting bagi PTKI/PTKIS yang sedang berusaha meningkatkan akreditasi dan reputasi di tingkat nasional maupun internasional.

Ketiga, kesiapan digital juga menjadi syarat mutlak dalam bidang penelitian dan publikasi ilmiah. Era digital menghadirkan akses yang luas terhadap basis data penelitian global, jurnal internasional, serta platform kolaborasi riset lintas negara. Tanpa kesiapan infrastruktur digital yang kuat, dosen dan mahasiswa PTKI/PTKIS akan kesulitan untuk bersaing dalam menghasilkan karya ilmiah yang diakui secara internasional. Lebih jauh, kesiapan digital juga mendukung program-program internasionalisasi kampus yang tengah digalakkan pemerintah, misalnya melalui kolaborasi penelitian dengan perguruan tinggi luar negeri.

Keempat, digital readiness berdampak besar pada layanan mahasiswa dan alumni. PTKI/PTKIS yang matang secara digital mampu memberikan layanan akademik yang cepat, transparan, dan ramah pengguna, misalnya melalui portal akademik, aplikasi mobile, atau chatbot layanan administrasi. Selain itu, keterhubungan dengan alumni melalui platform digital memungkinkan terbentuknya jejaring yang luas untuk mendukung pengembangan karier lulusan. Hal ini relevan dengan tantangan dunia kerja saat ini, di mana soft skills, literasi digital, dan koneksi profesional menjadi faktor kunci dalam kesuksesan lulusan.

Selain faktor internal, kesiapan digital juga penting karena tuntutan eksternal. Pemerintah melalui Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mendorong percepatan transformasi digital pendidikan tinggi, termasuk PTKI/PTKIS. Regulasi mengenai Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), akreditasi berbasis digital, serta pelaporan kinerja perguruan tinggi melalui aplikasi daring semakin menegaskan bahwa kesiapan digital adalah prasyarat agar lembaga tetap relevan. Tidak hanya itu, dunia kerja juga semakin menuntut lulusan yang melek teknologi, sehingga kampus yang gagal menyesuaikan diri akan kesulitan mencetak lulusan yang kompetitif.

Namun, kesiapan digital bukan sekadar soal infrastruktur teknologi. Lebih dari itu, kesiapan digital juga mencakup aspek budaya organisasi, literasi digital sivitas akademika, hingga kemampuan kepemimpinan dalam mendorong transformasi. Banyak PTKI/PTKIS menghadapi tantangan berupa keterbatasan dana, rendahnya literasi digital dosen, dan resistensi terhadap perubahan. Oleh karena itu, kesiapan digital harus dibangun secara bertahap melalui strategi komprehensif seperti investasi infrastruktur, pelatihan dosen dan tenaga kependidikan, kurikulum yang adaptif, serta kebijakan yang mendukung transformasi berkelanjutan.

Membangun kesiapan digital juga berarti mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dalam transformasi teknologi. Hal ini penting karena PTKI/PTKIS memiliki mandat khusus, yaitu menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik dan teknologi, tetapi juga kokoh secara spiritual. Dengan pendekatan yang tepat, transformasi digital tidak akan mengikis nilai religiusitas, melainkan justru memperkuat misi pendidikan Islam dalam menjawab tantangan zaman.

Pada akhirnya, kesiapan digital PTKI/PTKIS adalah faktor penentu keberlangsungan dan daya saing lembaga di era transformasi pendidikan. Kesiapan ini akan menjadi modal utama dalam meningkatkan mutu pembelajaran, memperkuat tata kelola, mendorong penelitian, dan menyiapkan lulusan yang unggul di pasar kerja global. Tanpa kesiapan digital, PTKI/PTKIS berisiko tertinggal dan kehilangan relevansi. Sebaliknya, dengan kesiapan digital yang baik, PTKI/PTKIS dapat berperan sebagai pionir dalam melahirkan generasi Muslim yang cerdas, adaptif, dan mampu memimpin peradaban di era digital.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline