Gelaran Pilpres 2014 sudah selesai, KPU secara konstitusional sudah mengesahkan Joko Widodo - Jusuf Kalla sebagai pemenang dengan perolehan suara 70.997.833 Suara (53.15%) dengan selisih suara 6,3% dari rivalnya Prabowo Subianto dengan jumlah suara 62.576.444 suara (46.85%). (sumber: http://news.detik.com/pemilu2014/realcountpilpres.)
Agak miris, seorang Prabowo Subianto yang menggalang suara hingga 62.576.444 suara (46.85%) tidak mengakui adanya relawan yang terlibat. Buktinya tak sekalipun beliau berterima kasih kepada relawan yg mendukung, dan mengajak mereka untuk menyatukan barisan untuk menggalang persatuan. Jiwa seorang negarawan adalah membangun bangsa bukan ambisi pribadi untuk suatu kekuasaan. Sikap ksatria berjiwa besar, sebagai mantan tentara seharusnya Prabowo Subianto paham mengenai hal ini. seringkali dalam beberapa pidatonya beliau membanggakan diri seolah ia adalah patriot bangsa yang mampu berjuang sendiri.
(ilustrasi)
Berbeda halnya dengan Joko Widodo, dalam pidatonya selalu mengajak semua lapisan masyarakat tidak peduli siapapun walaupun pendukung/koalisi dari Prabowo Subianto.
Dari yang sudah saya paparkan diatas sangat jelas Prabowo Subianto tidak memiliki kedewasaan dalam berpolitik, dan bukan seorang negarawan sejati.
Mungkin tulisan ini dapat menjadi refleksi bagi beliau jika ingin mengubah citra nya, karena dalam memimpin bangsa tidaklah cukup ketegasan dan ambisi berapi-api.
Soekarno dalam pidatonya berkata:
"Entah bagaimana tercapainya “persatuan” itu, entah bagaimana
rupanya “persatuan” itu, akan tetapi kapal yang membawa kita ke
Indonesia – Merdeka itu, ialah ….”Kapal Persatuan” adanya.