Lihat ke Halaman Asli

Sri Hartanti

Orang Biasa

Paradigma: "Terbaik"

Diperbarui: 3 November 2021   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Umumnya, seorang anak dibesarkan oleh orang tuanya. Diasuh dan diajarkan menuruti serangkaian aturan. Pada keluarga yang menjunjung tinggi demokrasi, setelah anak mulai bisa diajak berdiskusi, aturan dibuat dan disepakati bersama. Namun, ada pula keluarga yang semua aturannya dibuat oleh orang tua. Saya sepakat semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Kata "yang terbaik" ini dapat ditafsirkan sendiri oleh setiap orang. Tak jarang semua yang terbaik itu berdasarkan versi orang tua.

Dari hari ke hari, seorang anak menemui banyak orang dengan pemikiran berbeda. Pandangan baru baik pembaruan ditemukan dari berbagai kejadian dan argumen setiap orang pada obrolan yang terjalin. Berbagai pandangan mengubah pemikiran sebelumnya dan atau membentuk pemikiran baru. Pemikiran tentang besar - kecil, jauh - dekat, berat - ringan, benar - salah, dan lainnya bermunculan, berkembang, menguat, dan melemah.

Perlahan sebagian dari pemikiran-pemikiran anak akan menjadi keyakinannya sendiri, termasuk mengenai mana yang baik dan yang kurang baik. Diantara hal-hal baik akan terpilih hal yang terbaik. Lalu, bagaimana "yang terbaik" menurut anak? Bagaimana jika "yang terbaik" menurut anak berbeda dengan menurut orang tua?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline