Lihat ke Halaman Asli

Sri Endah Mufidah

Guru PAI di Pemkab Blitar

Memimpikan Satu Sistem Transportasi yang Aman dan Nyaman di Blitar

Diperbarui: 22 Agustus 2022   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: imgx.gridoto.com

Teringat satu syair lagu yang diciptakan oleh Andjar Rany tentang Kota Blitar.

Blitar, kutho cilik sing kawentar
Edi peni, Gunung Kelud sing ngayomi
Blitar, jaman Jepang nate gempar
PETA brontak sing dipimpin Supriyadi (Sumber: 
www.bicarablitar.com)

Memang, meskipun kota kecil, tetapi Blitar merupakan satu kota yang cukup terkenal. Hal ini terkait erat dengan Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir Soekarno yang dimakamkan di Kota Blitar. Selain itu pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) yang dipimpin oleh Sudanco Supriyadi juga turut menjadi andil membuat Blitar semakin tersohor.

Dari segi pariwisata, Blitar saat ini sudah cukup terkenal. 

Selain wisata alam seperti Pantai Serang, Pantai Jolosutro, Pantai tambakrejo, Wisata Sejarah / budaya seperti Candi Penataran, Candi Simping, saat ini juga banyak dibangun wisata edukasi seperti kampung Coklat, Blitar park, Wisata ekologis seperti hutan Gogoniti, Hutan Pinus Loji, Rambut Monte dan masih banyak tujuan wisata lainnya yang tidak kalah menarik dibanding dengan wisata daerah lain.

Salah satu alat transportasi yang cukup terkenal ditahun 1990 an adalah angkutan pedesaan yang dikenal dengan nama mikrolet, yaitu satu kendaraan roda empat yang di cat warna kuning (pada saat itu disebut dengan nama mi kuning) dan kursi kendaraan yang disusun menghadap samping sehingga bagian tengah kendaraan kosong dan biasanya digunakan sebagai tempat untuk meletakkan barang bawaan penumpang, karena kendaraan ini tidak tersedia bagasi.

Pada tahun itu, hampir disetiap daerah tersedia mikrolet yang tarifnya rata-rata masih Rp 100,- Para pengusaha transportasi berlomba-lomba mencari armada sebanyak-banyaknya karena memang penghasilan sebagai pengelola transportasi cukup bagus, karena masih belum banyak orang yang memiliki kendaraan prbadi.

Cara membedakan tujuan mikrolet adalah dengan melihat kode masing-masing kendaraan tersebut. Ada kode WS (Wlingi Semen), WK (Wlingi Selopuro Kanigoro), WG (Wlingi Gandusari), WR (Wlingi Resapombo) dan banyak line yang lain.

Anak sekolah tidak gengsi berangkat dan pulang sekolah naik mikrolet karena memang saat itu belum banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi.

Seiring dengan naiknya taraf hidup masyarakat, lambat laun mikrolet ditinggalkan para pelanggan. Masyarakat lebih memilih naik kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat, karena beberapa pertimbangan, antara lain:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline