Mohon tunggu...
Sri Endah Mufidah
Sri Endah Mufidah Mohon Tunggu... Guru - Guru PAI di Pemkab Blitar

Menyukai dunia pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memimpikan Satu Sistem Transportasi yang Aman dan Nyaman di Blitar

22 Agustus 2022   20:57 Diperbarui: 22 Agustus 2022   21:04 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: imgx.gridoto.com

Teringat satu syair lagu yang diciptakan oleh Andjar Rany tentang Kota Blitar.

Blitar, kutho cilik sing kawentar
Edi peni, Gunung Kelud sing ngayomi
Blitar, jaman Jepang nate gempar
PETA brontak sing dipimpin Supriyadi (Sumber: 
www.bicarablitar.com)

Memang, meskipun kota kecil, tetapi Blitar merupakan satu kota yang cukup terkenal. Hal ini terkait erat dengan Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir Soekarno yang dimakamkan di Kota Blitar. Selain itu pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) yang dipimpin oleh Sudanco Supriyadi juga turut menjadi andil membuat Blitar semakin tersohor.

Dari segi pariwisata, Blitar saat ini sudah cukup terkenal. 

Selain wisata alam seperti Pantai Serang, Pantai Jolosutro, Pantai tambakrejo, Wisata Sejarah / budaya seperti Candi Penataran, Candi Simping, saat ini juga banyak dibangun wisata edukasi seperti kampung Coklat, Blitar park, Wisata ekologis seperti hutan Gogoniti, Hutan Pinus Loji, Rambut Monte dan masih banyak tujuan wisata lainnya yang tidak kalah menarik dibanding dengan wisata daerah lain.

Salah satu alat transportasi yang cukup terkenal ditahun 1990 an adalah angkutan pedesaan yang dikenal dengan nama mikrolet, yaitu satu kendaraan roda empat yang di cat warna kuning (pada saat itu disebut dengan nama mi kuning) dan kursi kendaraan yang disusun menghadap samping sehingga bagian tengah kendaraan kosong dan biasanya digunakan sebagai tempat untuk meletakkan barang bawaan penumpang, karena kendaraan ini tidak tersedia bagasi.

Pada tahun itu, hampir disetiap daerah tersedia mikrolet yang tarifnya rata-rata masih Rp 100,- Para pengusaha transportasi berlomba-lomba mencari armada sebanyak-banyaknya karena memang penghasilan sebagai pengelola transportasi cukup bagus, karena masih belum banyak orang yang memiliki kendaraan prbadi.

Cara membedakan tujuan mikrolet adalah dengan melihat kode masing-masing kendaraan tersebut. Ada kode WS (Wlingi Semen), WK (Wlingi Selopuro Kanigoro), WG (Wlingi Gandusari), WR (Wlingi Resapombo) dan banyak line yang lain.

Anak sekolah tidak gengsi berangkat dan pulang sekolah naik mikrolet karena memang saat itu belum banyak masyarakat yang memiliki kendaraan pribadi.

Seiring dengan naiknya taraf hidup masyarakat, lambat laun mikrolet ditinggalkan para pelanggan. Masyarakat lebih memilih naik kendaraan pribadi, baik roda dua maupun roda empat, karena beberapa pertimbangan, antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun