Lihat ke Halaman Asli

Ari Sony

TERVERIFIKASI

Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

Ada Apa dengan Bulutangkis Jepang, 3 Pemain Bintang Putuskan Pensiun dan Apa Keuntungan bagi Indonesia?

Diperbarui: 10 September 2021   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe saat juarai All England 2000. ((AFP/OLI SCARFF/via kompas.com)

Kabar mengejutkan datang dari perbulutangkisan Jepang, dimana 3 pemain bintang yang bermain di sektor ganda putra memutuskan pensiun dari timnas bulutangkis Jepang jelang kejuaraan Piala Sudirman dan Piala Thomas.

Secara berjamaah, 3 pemain bintang yang memutuskan pensiun adalah Hiroyuki Endo, Keigo Sonoda, dan Takeshi Kamura. Kabar ini tidak hanya membuat kaget dan sedih buat badminton lovers Jepang, namun Badminton Lovers Indonesia juga merasakan kesedihan, karena sudah tidak bisa melihat aksi-aksi mereka di atas lapangan terutama di Indonesia Open.

Dengan ditinggalnya 3 pemain bintang ini, kans Jepang untuk meraih gelar juara Piala Sudirman dan Piala Thomas kansnya semakin berat, karena otomatis tim Jepang akan pincang di sektor ganda putra.

Upaya Jepang untuk "move on", dari kegagalan di Olimpiade Tokyo 2020 nampaknya urung terjadi. Pelampiasan dengan cara menjadi juara di Piala Sudirman dan Piala Thomas hanyalah pepesan kosong.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan perbulutangkisan Jepang sehingga prestasinya "ambyar" di hajatan Olimpiade Tokyo 2020, yang digelar dikandang sendiri. Jepang hanya kebagian satu keping medali perunggu, yang diraih oleh pasangan ganda campuran, Yuta Watanabe/Arisa Higashino.

Hasil raihan satu perunggu, meleset jauh dari target setidaknya 3 medali emas yang mereka targetkan sejak awal. Menurut pengakuan Pelatih Kepala timnas bulutangkis Jepang, Park Joo Bong. Alasan yang pertama, para pemain Jepang tidak bisa mengatasi tekanan bermain di rumah sendiri.

Akibat adanya penundaan selama setahun, membuat progress yang sudah direncanakan oleh tim pelatih Jepang berantakan. Selain itu, dampak tidak adanya dukungan penonton di dalam stadion membuat semangat juang para pemain Jepang tidak ada.

Kemudian alasan yang kedua, adanya pandemi covid-19 mengakibatkan para pemain Jepang absen di kejuaraan Internasional. Tanpa mengikuti kejuaraan selama setahun lebih membuat kemampuan dan kepercayaan diri pemain Jepang menurun drastis.

Salah satu efek yang terlihat dari dua alasan tersebut, dengan mudahnya unggulan pertama tunggal putra Kento Momota dan unggulan pertama ganda putri Yuki Fukushima/Sayaka Hirota tumbang sebelum masuk ke fase final. Padahal dalam 2 tahun terakhir kedua sektor tersebut dikuasai oleh Jepang.

Disaat Jepang ingin menebus kegagalan di Olimpiade Tokyo 2020, dengan meraih salah satu gelar dari 3 ajang kejuaraan beregu, yaitu Piala Sudirman, Piala Thomas dan Piala Uber. Kabar buruk dihinggapi timnas Jepang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline