Lihat ke Halaman Asli

Ari Sony

TERVERIFIKASI

Bung Arson, Pengamat dan Pemerhati Olahraga Khususnya Sepakbola

"Tiki-Taka" dan "False 9" Mimpi Buruk bagi Italia, Saatnya Taktik Menyerang Italia Pulangkan Spanyol

Diperbarui: 5 Juli 2021   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pemain Italia merayakan gol ke gawang Austria, di babak 16 Besar Euro 2020 (Foto: AFP/FRANK AUGSTEIN)

Italia dan Spanyol dalam tiga edisi terakhir piala Eropa sangat akrab bertemu di fase gugur. Di awali dengan Euro 2008, ketika hajatan besar sepakbola Eropa dipentaskan di Austria dan Swiss. Italia dan Spanyol bertemu di babak perempatfinal, berbekal sebagai Juara Piala Dunia 2006 Italia sangat "pede" dapat mengalahkan Spanyol berbekal skuad yang hampir sama saat menjuarai Piala Dunia.

Spanyol yang diawal turnamen tidak diunggulkan, mulai menebar ancaman sejak babak penyisihan grup, Spanyol memperoleh poin sempurna 9 di fase grup usai mengalahkan Rusia dengan skor 4-1, Swedia dengan skor 2-1, dan Yunani dengan skor 2-1.

Absennya Gennaro Gattuso dan Andrea Pirlo karena akumulasi kartu kuning, membuat lini tengah tim asuhan Roberto Donadoni kesulitan untuk mengimbangi permainan "Tiki-Taka" Spanyol. Gaya "Tiki-Taka" yang lebih menekankan permainan umpan-umpan pendek nan cepat serta mewajibkan para pemain untuk saling terkoneksi dan lebih rajin untuk terus bergerak di atas lapangan, diperankan dengan baik oleh pemain Spanyol.

Taktik Luis Aragones ini diterapkan setelah melihat skuad Spanyol terlihat tak cukup tangguh dalam beradu fisik karena postur mereka kurang mendukung.

Daniele De Rossi, Massimo Ambrosini, Simone Perrotta, dan Alberto Aquilani hanya sanggup meladeni permainan impresif Andres Iniesta, Xavi Hernandez dan Marcos Senna hingga babak perpanjangan waktu 120 menit, dengan skor imbang 0-0. Namun di babak tos-tosan adu penalti Spanyol menang dengan skor 4-2. Akhirnya Spanyol keluar sebagai juara Piala Eropa 2008, setelah di final mengalahkan Jerman dengan skor 1-0.

Berlanjut di Euro 2012 yang diselenggarakan di Polandia dan Ukraina, Spanyol dan Italia bertemu sebanyak dua kali. Pertemuan pertama di laga penyisihan grup yang berakhir dengan skor 1-1. 

Kemudian pertemuan kedua di Final Euro 2012, Italia saat itu sangat yakin dapat mengalahkan Spanyol di partai final. Karena Italia mempunyai bekal mengalahkan tim kuat Jerman di babak Semifinal, permainan apik Italia saat melawan Jerman diyakini bisa mengalahkan Spanyol, yang kali ini bermain dengan taktik "false 9".

Taktik "false 9' diterapkan Spanyol, karena ketiadaan penyerang yang mumpuni. Saat itu kondisi Fernando Torres dan David Villa sedang dalam kondisi menurun. Cesc Fabregas dijadikan striker bayangan oleh Vicente Del Bosque. 

Sistem "false 9" mengharuskan pemain lini tengah dan lini depan bergerak bebas saling mengisi, saat melakukan penyerangan. Khusus Cesc Fabregas harus terus bergerak ke depan, kanan, kiri ataupun turun ke tengah untuk membantu serangan.

Vicente Del Bosque berani menerapkan sistem "false 9", karena pemain lini tengah Spanyol kuat dalam penguasaan bola. 

Taktik ini berhasil membuat tim asuhan Cesare Prandelli kalang kabut di Partai Final, Italia kalah dengan skor telak 4-0. Gol-gol Spanyol diciptakan oleh David Silva, Juan Mata, Fernando Torres dan Juan Mata. Kemenangan ini, mengantarkan Spanyol dapat mempertahankan gelar Juara Piala Eropa yang di dapat di Euro 2008.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline