Lihat ke Halaman Asli

Suko Waspodo

lecturer

Puisi | Seperti Takdir Terungkap

Diperbarui: 15 Juli 2019   10:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustr: katie osulivan

Selalu ada pilihan untuk dilakukan. Ketika dua jalur bergabung dan hidup istirahat. Untuk sepersekian detik, semuanya adalah satu. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Ketika dua jalur bergabung dan hidup istirahat. Tidak ada yang akan memperingatkan engkau bahwa ini sudah terlambat. Untuk mengubah jalur yang telah engkau ambil. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Untuk sepersekian detik, semuanya adalah satu. Pada saat itu, engkau menyadari bahwa Tuhan tidak akan kalah. Tempat dan waktu ini tidak akan ada lagi. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Tidak ada yang akan memperingatkan engkau bahwa ini sudah terlambat. Pria dan wanita pertama menyegel nasibmu. Tidak ada yang bisa menghentikan apa yang seharusnya terjadi. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Untuk mengubah jalur yang telah engkau ambil. Semangat asli harus bangkit kembali. Untuk ditinggalkan tidak pernah menjadi bagian dari rencana utama. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Pada saat itu, engkau menyadari bahwa Tuhan tidak akan kalah. Sekarang engkau menyadari bahwa hidup bukanlah sekadar berlari. Tidak ada peluang kedua dijamin. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Tempat dan waktu ini tidak akan ada lagi. Dan umat manusia dipecat. Karena gagal melakukan disiplin dan teguran. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Pria dan wanita pertama menyegel nasibmu. Pilihan bukan lagi milikmu. Apa yang engkau lakukan sekarang adalah buah dari pohon beracun. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Tidak ada yang bisa menghentikan apa yang seharusnya terjadi. Dua jalur telah bergabung menjadi bunga rampai hidup. Dunia dipenuhi dengan banyak kebencian. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Semangat asli harus bangkit kembali. Atau mereka yang menunggu pengangkatan tidak akan diambil. Itu semua akan menjadi tidak pada akhirnya. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi

Untuk ditinggalkan tidak pernah menjadi bagian dari rencana induk. Waktunya telah tiba untuk mengambil sikap. Apa yang engkau lakukan sekarang mengulangi masa lalu. Saat takdir dan kekacauan bertabrakan sekali lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline