Lihat ke Halaman Asli

Pilih-pilih Belanjaan Lewat Teknologi Augmented Reality

Diperbarui: 23 Oktober 2019   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

softwareseni

Memang, inovasi terhadap website/mobile apps e-commerce semakin gencar. Untuk apa? Agar kamu tidak bosan dalam menggunakan platform website / mobile apps e-commerce. Memberikan suatu hal yang baru untuk meningkatkan "excitement" para konsumen itu penting. Bayangkan saja jika "rasa" yang diberikan website / mobile apps e-commerce sama dalam kurun waktu yang cukup lama. Bosan? Mencari platform website / mobile apps e-commerce yang lain? Tentu hal tersebut sangat dihindari para pemilik platform website / mobile apps e-commerce, bukan? 

Yang paling ramai diperbincangkan akhir-akhir ini yaitu teknologi augmented reality pada e-commerce. Kenapa teknologi augmented reality? Pada pengembangan e-commerce yang sudah-sudah, pengembangan hanya dilakukan pada sektor e-payment dan logistic. Sektor e-payment dimana menghadirkan fitur pembayaran online yang memudahkan konsumen dalam bertransaksi. Bahkan, ada e-commerce yang menyediakan fitur cicilan guna menjangkau konsumen yang lebih luas lagi. 

Selain itu, logistic yang merupakan "challenge" terbesar bagi e-commerce, semakin dipoles agar value chain dapat dipangkas, sedikit demi sedikit. Mulai dari one delivery services, hingga bekerja sama dengan ojek online sebagai mitra antar jemput barang sudah semakin menjangkau masyarakat luas. 

Meskipun demikian, ada satu lobang yang cukup besar bagi platform e-commerce yang belum mampu menandingi kehebatan offline store. Ketika kamu membeli baju di toko, apa yang akan kamu lakukan? Masuk kamar pas dan mencoba baju yang sekiranya menarik, bukan? Bagaimana jika kamu membeli baju di online shop? Seperti membeli kucing dalam karung, ya? Cocok tidak, ya? Kekecilan tidak, ya? Dan sebagainya. 

tangkapan layar pribadi

Beruntung jika yang kamu beli cocok dan pas dengan selera kamu. Jika, tidak? Melakukan return barang? Ya itupun jika e-commerce tersebut memberikan aturan return. Jika tidak? Tentu hal ini mengurangi kepuasan kamu dalam berbelanja online, bukan? 

Nah, dengan hadirnya teknologi augmented reality pada e-commerce dipercaya dapat hadir sebagai solusi dari masalah tersebut. Teknologi augmented reality merupakan implementasi teknologi audio visual dengan basis lingkungan sekitar kamu. Ribet, ya? Coba ambil contoh dari game Pokemon Go, ya. Ketika kamu mau menangkap Pokemon, kamera ponselmu akan diaktifkan. Nah, akan ada kombinasi visualisasi pokemon dengan gambar yang ditampilkan kamera. Kurang lebih seperti itu. 

Teknologi augmented reality pada e-commerce itu sendiri diimplementasikan mirip seperti Pokemon Go. Yang membedakan hanyalah "pokemon" diganti dengan "barang yang dijual e-commerce". Dengan demikian, konsumen akan tahu seperti apa ukuran / warna suatu barang yang akan mereka beli. 

E-commerce yang mengawali inisiasi untuk menawarkan teknologi augmented reality kepada konsumen adalah perusahaan cat Dulux. Dengan aplikasi Dulux visualizer nya, Dulux memberikan fleksibilitas bagi konsumen yang ingin "mencoba" warna cat yang mereka inginkan tanpa harus membeli cat terlebih dahulu. Sangat memanjakan konsumen, bukan? Selain Dulux, ada juga perusahaan IKEA dengan aplikasi IKEA Place. Konsumen bisa mencoba seberapa lebar sofa yang akan mereka beli, sebesar apa meja belajar yang akan mereka beli, dan lain sebagainya. Hal ini tentu akan menghindarkan konsumen dari kondisi "yah, ruangannya tidak cukup." 

Sebenarnya, untuk apa sih perusahaan mau bersusah payah mengimplementasikan teknologi Augmented Reality dengan membuat website / mobile apps yang terintegrasi

1. Mengurangi return barang setelah pembelian

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline