Lihat ke Halaman Asli

Sofia Amalia

Mahasiswa

Berbakat Saat Kanak-kanak, Tidak Menjamin Berbakat Saat Dewasa

Diperbarui: 8 Mei 2020   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Irish Times

Pernah melihat temanmu yang dulunya seorang bintang di kelas atau yang lainnya, namun sekarang tidak seperti yang kamu bayangkan?

Seperti judul artikel ini, tidak semua anak yang dulunya berbakat, menjadi orang dewasa yang berbakat pula. Sebenarnya banyak faktor yang menjadi penyebab dari masalah ini. Dalam artikel ini, saya ingin berbagi salah satu faktor penyebabnya. Penting bagi orang tua atau bahkan guru untuk mengetahuinya.

Sebelum membahas lebih lanjut, mungkin teman-teman bisa membaca artikel saya sebelumnya yang juga membahas tentang anak yang berbakat, dengan klik link di bawah ini

Apakah anak anda berbakat? Kenali karakteristiknya

Berawal dari riset yang dilakukan Lewis Terman, seorang psikolog Amerika, terhadap anak-anak yang memiliki tingkat IQ yang sangat tinggi. Ketika masih berada di bangku sekolah anak-anak tersebut sangat ahli dalam bidang yang mereka tekuni. Namun, hal yang berbeda terjadi ketika mereka telah dewasa, mereka tidak mengembangkan kembali bakat mereka dan menemukan bakat yang baru.

Dalam artikel sebelumnya saya pernah menyinggung mengenai orang tua yang menuntut anaknya untuk serba bisa. Walau tujuan orang tua ingin anaknya berprestasi, menuntut anak tanpa melihat kemampuanya akan membuat anak merasa tertekan, dan tentunya hal ini akan berdampak buruk bagi anak itu sendiri. Tanpa kita sadari, menuntut anak secara berlebihan adalah bom waktu yang bisa meledak pada waktu yang tidak dapat kita tebak. Mengapa demikian?

scmp.com

Menurut Ellen Winner paksaan yang terlalu kuat dari orang tua dan guru menjadi penyebab dari masalah anal-anak berbakat menjadi tidak berbakat disaat dewasa. Inilah yang saya sebut sebagai bom waktu, ketika terlalu dipaksa anak-anak akan kehilangan motivasi intrinsik atau motivasi dari dalam diri mereka untuk terus belajar. Alasan anak untuk belajar hanyalah untuk memuaskan keinginan orang tua mereka.

medcom.id

Hingga suatu saat ketika mereka dewasa dan lebih mengerti, kemungkinan besar mereka akan bertanya kepada diri mereka sendiri. "untuk siapa aku melakukan semua ini?", "percuma saja aku belajar hanya karena paksaan" jika mereka merasa bahwa hal ini tidak berdampak positif bagi diri mereka,  mereka akan meninggalkan hal itu dan keluar dari apa yang dituntut orang tuanya. Ujung-ujungnya semua itu akan merugikan anak dan hanya merenggut waktunya yang berharga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline