Lihat ke Halaman Asli

Soetiyastoko

☆ Mantan perancang strategi pemasaran produk farmasi & pengendali tim promosi produk etikal. Sudah tidak bekerja, usia sudah banyak, enerjik. Per 30 April 2023 telah ber-cucu 6 balita. Gemar menulis sejak berangkat remaja - Hingga kini aktif dikepengurusan berbagai organisasi sosial. Alumnnus Jurusan HI Fak.SOSPOL UNPAD, Angkatan 1975

Puisi | Cerita Ibu Kota

Diperbarui: 23 Juli 2022   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.Pri.Esteka

Puisi  |  Cerita Ibu Kota

Soetiyastoko

Teratai ungu sendu wajahmu
terbeban pilu

Mengapung dijernihnya telaga
cinta terkoyak

Sedangkan sepi menggenangi
benak dan  hati
Di tengah riuhnya bejana kota

Setir bundar besar
dan
kaca depan lebar

Tiga pedal, lembut ditekan bergantian.
Kau buat melaju nyaman
sepanjang koridor pas badan bus besar
Trans Jakarta

Kau berusaha tegar-ramah
dan
tetap sabar,
Di kegetiran kehidupan
Bolak-balik menyusuri pengapnya jalan Ibukota.
Mengantar penumpang

(Pagi tadi di  pool seusai sholat subuh, kau lihat dan dengar, suami-mu digelandang petugas. Tertangkap basah pesta narkoba bersama perempuan-perempuan berbaju tak sopan)

Mengapa ada perempuan pejuang kehidupan, tak diperlakukan layak ?

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline