Lihat ke Halaman Asli

Sultoni

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik AMATIRAN yang Suka Bola dan Traveling

Jadilah Netizen yang Beradab: Refleksi Kekinian Dalam Rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1444 H/2022 M

Diperbarui: 8 Oktober 2022   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : www.suaramerdeka.com

Era keterbukaan informasi yang sedang kita alami saat ini, telah melahirkan masyarakat indonesia yang kritis tapi (maaf) kurang beradab. Apalagi jika kita melihatnya di platform media sosial.

Warga media sosial atau yang lebih dikenal dengan istilah "netizen" seolah-olah berubah seketika menjadi "hakim" ketika menyampaikan kritik kepada pihak-pihak yang dianggapnya tidak sejalan.

Mereka akan langsung menjustifikasi dan memvonis tanpa konfirmasi atas kebenaran isi dari sebuah informasi yang disampaikan melalui media sosial.

Padahal kalau kita amati sang netizen sendiri belum tentu memahami persoalan yang ia kritisi secara utuh dan komprehensif, tapi hanya memahami dan mendengar sepotong - sepotong serta cenderung ikut-ikutan.

Adab dan sopan santun bagi netizen tidak lagi dianggap penting. Yang penting bagi mereka adalah bisa meluapkan ketidaksukaan mereka terhadap sesuatu tanpa berfikir bahwa apa yang mereka sampaikan melalui media sosial tersebut adalah sebuah informasi palsu atau hoax.

Budaya like and share berita di media sosial tanpa konfirmasi lagi atas kebenaran terhadap isi berita dimaksud semakin memperparah keadaan ini.

Masih segar dalam ingatan kita bagaimana sosok ulama kharismatik sekelas KH. Ma'ruf Amin yang notabene adalah seorang ulama besar nasional diserang habis - habisan oleh netizen dengan tuduhan yang diluar nalar hanya karna beliau ikut maju dalam kontestasi Pilpres tahun 2019 yang lalu sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi.

Isu "ulama ko berjoget", "ulama sudah tua ko mau jadi wapres" dan isu -isu hoaks negatif lainya mewarnai perjalanan beliau sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2019 yang lalu.

Padahal isu-isu dimaksud memang sengaja disebar oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang pribadi KH. Ma'ruf Amin sebagai upaya pembunuhan karakter menjelang pilpres 2019.

Contoh lain yang tak kalah miris adalah soal Surat Edaran Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Mushalla.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline