Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Dampak Tagihan Listrik Bulan Juni Apakah Tak Pernah Dianalisis Sebelumnya? Seperti Bukan Perusahaan Milik Negara

Diperbarui: 11 Juni 2020   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Finance.detik.com

Maaf, bila saja PT PLN (Persero) cerdas, maka persoalan lonjakan tagihan listrik pelanggan bulan Juni 2020, tidak akan semakin menambah masalah di tengah masyarakat Indonesia yang tengah terpuruk terutama secara ekonomi dan sosial. 

Maka, bila ada pihak dan masyarakat yang menyebut PLN tidak peka dan tidak memiliki rasa "perikamanusiaan", tidaklah salah. Sebab, menagih pelanggan listrik dengan tambahan kekurangannya tanpa memikirkan kondisi masyarakat terkini. Benar-benar tidak pakai "nalar"

Juru bicara pemerintah arogan

Malah dalam diskusi di sebuah saluran televisi swasta, pada Kamis malam, (11/6/2020), ada nara sumber yang dihadirkan sebagai wakil dari pemerintah, baru saja diskusi dimulai, bahasa tubuh dan cara bicara saat ditanya oleh pembawa acara langsung tidak simpatik dan bicara keras seolah menyalahkan masyarakat yang bahkan dituduh memelintir persoalan naiknya tagihan listrik bulan Juni ke arah politik.

Beruntung, salah satu nara sumber dengan cerdas dan berani, langsung mengingatkan nara sumber tersebut yang terlihat "arogan" dan memohon tolong bila menjadi juru bicara atau mewakili pemerintah, bicara kepada publik bisa mencontoh juru bicara Covid 19 yang santun dan menentramkan hati siapa saja yang menonton dan mendegarkan pengumumannya setiap hari. Bukan malah marah-marah dan menyalahkan masyarakat.

Sungguh di tengah masyarakat terus terpuruk, di bawah pemerintahan sekarang, justru banyak figur yang duduk di pemerintahan,  sejatinya tak layak menjadi wakil rakyat. 

"Orang ini" harusnya malu dan sadar diri, sebab perilaku, bahasa tubuh, dan nada bicaranya ditonton oleh jutaan rakyat Indonesia yang kini sedang resah karena tagihan listrik bulan Juni melonjak. Bukannya berpihak kepada rakyat, malah marah-marah dan menyalahkan rakyat. 

Padahal faktanya, tagihan listrik dibebankan dibulan Juni kepada masyarakat, sebelumnya tidak disosialisasikan secara masif dan transparan bahwa bulan Juni, masyarakat harus menanggung beban berat.

Ini menambah daftar panjang kekecewaan rakyat terhadap kinerja pemerintahan Jokowi. Belum lagi, pada bulan Juli, iuran BPJS Kesehatan juga naik, dan kebijakan lain yang tak memihak kepada rakyat.

Penjelasan PLN, mana yang benar?

PLN memang membeberkan bahwa meningkatnya tagihan listrik pelanggan pada bulan Juni 2020 karena kekurangan bayar tagihan listrik pada rekening bulan April dan Mei, sebagai salah satu alasan utama membengkaknya tagihan listrik Juni. Tapi, mengapa PLN benar-benar membutakan diri dengan kondisi masyarakat?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline