Lihat ke Halaman Asli

Siti Nazarotin

TERVERIFIKASI

Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Berdamailah Manusia dan Burung-burung

Diperbarui: 17 Juni 2022   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar: Dokumentasi Pribadi Engkong Felix Tani

Di tajuk pepohonan itu burung-burung mencuit. Di sangkar-sangkar beton bertingkat itu manusia-manusia menciut. Menjadi mesin-mesin egoistik tanpa rasa.

Cicit-cuit riang burung burung itu menguar di udara, meningkah carut-marut lakon manusia-manusia pemakan tanah dan pepohonan.

Lahan hijau nan lapang, di tangan manusia, telah menjadi lahan beton dan aspal, sumber polutan yang menyesakkan.

Burung-burung itu telah kehilangan tempat tinggal, digusur oleh hutan beton kota. Mereka terbang membawa kesah, mencari tajuk pepohonan terakhir, dan kenyamanan yang telah hilang.

Manusia-manusia demi segala egonya, tega mengorbankan alam dan seisinya. Mereka lupa, suatu ketika kelak, alam akan memukul balik mereka, mengambil segala miliknya.

Wahai manusia-manusia lupa diri. Sadarlah, belum terlambat untuk berdamai dengan burung-burung kecil itu. 

Lakukan sesuatu, ikhlas, tanpa lelah, demi kelestarian lingkungan, demi manusia sendiri, dan burung-burung itu.

Jangan menciut jadi mesin tanpa rasa, tapi mencuitlah seperti burung-burung sarat karsa.

Siti Nazarotin

Blitar, 17 Juni 2022

Puisi kolaborasi oleh: Engkong Felix Tani, Peri Gigi Dewi Leyly dan Siti Nazarotin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline