Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Hujan, Kemana Gerang Kau Antar Jalanku Pulang

Diperbarui: 5 September 2022   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bidik layar gambar sumber: Pinterest


Aku termangu menunggu hujan tiba
Berapa purnama tak mengirim kesejukannya
Seperti dia yang entah kemana
Tusukan nyeri makin nyata

Kuhitung malam
Kuhitung air hujan yang jatuh
Tak sebanding jatah rindu
Dan luka

Dan luka kala sua menuai getir getar
Di antara benci dan cinta berbaris panjang
Masa lalu tersekat dalam lubang yang meruang
Meminang asa agar rindu kembali bersinar

Bersinar menunggu mentari setelah hujan reda
Sayangnya, hujan kian lebat
Selebat hatiku mencintaimu

Cinta telah membelenggu hatiku
Di bawah derasnya hujan
Aku melihat kau bermain di belakangku

Katanya deras air adalah rindu
Ternyata air hujan itu sedih yang beradu
Turun menghapus luka
Basah hati hingga kecewa

Aku tak pernah membenci hujan
Meski hujan punya kisah yang pahit kurasakan

Namun aku akan tetap merindukan,
Kala air mataku tersapukan karenanya

Sensasi yang selalu kurindu
Air langit meneduhkan panasnya penghuni bumi
Meredam semua gejolak emosi
Membuat syahdu para pecinta dalam munajat yang lama bersama pencipta
Melarutkan semua dosa dalam lantunan istighfar lama
Menepikan semua masalah dunia bersama jernihnya tirta

Dari balik tirai jendela kamar
Kunikmati aroma petrikor bersama gerimis
Tetesannya yang berdansa di dedaunan
Melenting cantik dengan rancak
Senyumku mengembang mengingat gerimis senja bersamamu sepayung berdua.

Rintik mulai membasahi dedaunan
Suara loncatannya mulai mengalun
Bau tanah basah seolah berpendar
Menghantarkan rindu yang terdampar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline