Lihat ke Halaman Asli

SISKA ARTATI

TERVERIFIKASI

Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

[Ramadan Penuh Hikmah]: Mengingat Kematian Melalui Ziarah Kubur

Diperbarui: 12 April 2021   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berzirah ke Makam Ayahanda (Dok.Pri grup WA keluarga)

Hari Ahad, 11 April 2021, kakak saya yang menetap di kaki gunung slamet, tepatnya di Desa Tuwel, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, bertolak menuju ke Semarang bersama suami, anak dan seorang keponakan. Jelang ramadan, mereka berniat ziarah kubur ke makam ayah kami (makam keluarga dari jalur nenek - ibunya ayah), makam kakek dan kerabat lain yang telah meninggal dalam satu area pemakaman di Bergota.

Kami merasa terwakili dengan beliau, sebab saya dan kakak yang lain terpisah jarak, waktu dan tempat, sehingga tidak bisa melakukan kegiatan ini. Kami berdoa bersama dari tempat masing-masing, menengadahkan tangan guna memohon ampunan dan rahmat-Nya menjelang ramadan. 

Ziarah kubur bukan sebatas datang di area pemakaman, tetapi wujud mengingat kematian dan masa depan akhirat yang akan dilalui manusia. Dengan ziarah kubur, manusia akan mempersiapkan diri lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Kita pun taktahu sebatas mana umur kita, hanya menunggu giliran untuk kembali pulang keharibaan-Nya.

***

Pada mulanya Rasulullah SAW melarang untuk berziarah ke kuburan, namun kemudian hal tersebut diizinkan dengan tujuan agar mendapat hikmah yakni mengingat kematian dan juga mengingat kehidupan di akhirat agar tidak sibuk dengan urusan dunia yang melenakan.

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus, telah menceritakan kepada kami Mu'arrif bin Washil dari Muharib bin Ditsar dari Ibnu Buraidah dari ayahnya, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku telah melarang kalian menziarahi kuburan, sekarang berziarahlah ke kuburan, karena dalam berziarah itu terdapat peringatan (mengingatkan kematian)." Hadits Sunan Abu Dawud No. 2816 - Kitab Jenazah

Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Abdul A'la berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb berkata, telah memberitakan kepada kami Ibnu Juraij dari Ayyub bin Hani` dari Masruq Ibnul Ajda' dari Ibnul Mas'ud bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku telah melarang kalian dari ziarah kuburan, sekarang berziarahlah. Karena ia dapat menjadikan zuhud di dunia dan ingat dengan akhirat. "
Ziarah kubur- Hadits Sunan Ibnu Majah No. 1560 - Kitab Jenazah

Hikmah dari ziarah kubur:

  • Menjadikan kita lebih mengingat kematian yang datangnya sudah pasti. Bukan kita yang menjemput maut, tetapi dia lah yang kelak menjemput kita untuk kembali pulang keharibaan-Nya. Kematian sejatinya bukan karena usia yang telah renta, sakit, musibah atau bencana. Kita bisa saja dijemput dalam keadaan sehat, masih muda, bahkan ketika bersenang-senang dengan kehidupan. Dengan berziarah kubur, ingatan kematian seyogianya senantiasa menjadi renungan bagi kita yang kelak akan menyusul mereka.
  • Mendoakan bagi si mayit yang berada di alam kubur, agar diringankan siksa kubur, di lapangkan dan diterangi dengan cahaya kebaikannya di dunia serta amal sholeh yang telah dilakukannya. Mendoakan kebaikan bagi mayit dan memohonkan ampunan bagi mereka. Ini merupakan bentuk perbuatan baik orang yang masih hidup kepada orang yang telah mati. Amalannya telah putus begitu ia menghembuskan nafas terakhirnya meninggalkan dunia menuju akhirat. Oleh sebab itu, ia sangat membutuhkan orang-orang yang berbaik hati mau mendoakan kebaikan dan ampunan baginya, serta menjadikannya penghuni surga. Orang terbaik itu adalah anak-anak sholeh dan sholehah yang senantiasa mendoakan beliau, karib kerabat yang masih hidup, in syaa Allah tiada terputus bagi si Mayit.
  • Menjadikan kita tidak terlena oleh persoalan dunia dan sebanyak kesempatan yang ada untuk mempersiapkan bekal di akhirat. Semakin mendekatkan kita kepada Allah SWT dengan meyakini ketentuannya mengenai alam barzah.

Dari kiri ke kanan: Kakak Ipar, Tante, Kakak kandung dan Keponakan (Dok.Pri. Grup WA Keluarga)

Alhamdulillah, kakak berkesempatan silaturahim ke tante saya (adik ayah) yang masih sehat dan bugar di usianya yang sudah sepuh. Sayangnya, saya tak berkesempatan melakukan panggilan telepon melalui video pada saat yang bersamaan, dikarenakan mengikuti kegiatan taklim bulanan.

Kunjungan ini merekatkan kekerabatan dan memperpanjang umur, meleburkan rindu dan mengurai kenangan. Menghidupkan tali persaudaraan, mengingatkan dan menyambungkan 'umur' para leluhur dengan anak cucu.

Ramadan sungguh penuh berkah dan hikmah, bukan saja bagi yang masih hidup dan berumur panjang, namun jua dirasakan oleh mereka yang telah tiada. Mereka tetaplah mendapat rezeki dari Allah SWT melalui amalan yang tiada terputus, yaitu sedekah jariyah, doa dari anak yang sholeh dan ilmu yang bermanfaat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline