Lihat ke Halaman Asli

Kekuasaan yang Terselubung

Diperbarui: 27 Agustus 2017   21:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Didalam kehidupan pasti ada hubungan sosial antara manusia dengan manusia lain, atau pun dengan makhluk hidup lainnya biasa yang mereka sebut dengan interaksi. Adanya ineraksi didalam kehidupan sehari-harinya membuat mereka akan percaya satu sama lain, sehingga membuat mereka memilih satu diantara lainnya untuk dijadikannya sebagai pemimmpin mereka. Pemimpin juga mempunyai kekuasaan untuk menentukan apa yang mereka inginkan yang terbaik bagi sekelilingnya dan bagi dirinya sendiri. Namun, disetiap orang yang mempunyai kekuasaan tersebut adakalanya mereka melupakan sekelilingnya karena mereka terlalu asik dengan kedudukan yang ia peroleh. Menyalahi aturan dan menganggap seolah-olah dirinya berkuasa dan benar akan apa yang ia kerjakan tanpa meminta mufakat dari sekelilingnya.

Berbicara tentang kekuasaan pasti tidak akan ada habisnya. Setiap orang pasti mempunyai pandangan sendiri-sendiri tentang apa itu kekuasaan? Apa itu jabatan? Apa itu kedudukan?, lalu apa yang salah dengan kata-kata tersebut, entahlah bagaimana sikap setiap orang merespon kata-kata tersebut. Biarkan mereka berimajinasi tentang kata tersebut, mereka yang mempunyai kekuasaan yang mereka inginkan, jabatan yang tinggi, bahkan kedudukan yang hakiki. Mereka akan buta tentang dari mana mereka berasal, dari mana mereka memperoleh kekuasaan yang telah diinginkan, dan siapa yang membantu mereka sampai pada posisi yang membuat mereka akan berkuasa, mungkin jika mereka melupakan segalanya itu manusiawi. Tapi, jika mereka tetap melupakannya itu yang namanya kacang lupa kulitnya.

Max weber pernah menulis didalam bukunya yaitu wirtschaft and Gessellshaft pada tahun 1992, bahwa kekuasaan itu sebuah kemampuan hubungan sosial yang didalamnya melaksanakan kemampuan itu sendiri walaupun mengalami sebuah perlawanan dan juga apapun dasar dari kemampuan tersebut. Intinya adanya sifat keegoisan didalam suatu kelompok namun keegoisan tersebut memiliki pertentangan. Akan tetapi, tidak mampu melawannya karena adanya kekuasaan tersebut.

Arti dari kekuasaan sendiri sangat dekat dengan sebuah wewenang, baik dalam organisasi ataupun dalam ranah politik. Contoh dari organisasi pendidikan salah satunya yaitu dari terpilihnya presiden mahasiswa yang terjadi di salah satu perguruan tinggi negri, yang mendapat dukungan dari berbagai bidang politik yang terselubung. Para pendukung seolah dia mampu untuk membangkitkan semangat para mahasiswa lainnya. Namun, setelah terpilihnya sebagai presma biasa yang disebutkan banyak dari pihak orang-orang yang ada disekitarnya dan orang-orang yang telah mendukungnya untuk maju sebagai presma selama ini malah merasa kecewa, karena tindakannya yang melupakan asal dari partai mana dia berasal. Seoalah-olah dia beekuasa diatas segalanya tanpa memperhatikan orang-orang yang mendukungnya slama ini.

Terkadang kekuasaan juga membuat orang buta akan segalanya karena dia lebih mementingkan apa yang membuat dia dipuji oleh banyak khalayak tanpa melihat bagaimana cara dia memperoleh pujian tersebut, namun, jika dia melakukan hal tersebut malah membuat dia kehilangan orang-orang yang tellah berada di sekitarnya sebelum dia mendapatkan kekuasaan tersebut.

Jadilah orang yang mengerjakan dengan kerja keras, tanpa meninggalkan sifat cerdas dan mengerjakan sesuatu dengan tuntas. Kita boleh mempunyai kekuasaan, kita boleh berkuasa dimanapun. Namun yakinlah masih ada yang lebih berkuasa diatas segalanya. Jangan jadi seorang yang merasa mempunyai kekuasaan tapi pandangan orang malah terlihat kau tak punya apa-apa dan tak punya siapa-siapa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline